Esposin, SRAGEN — Dalam dua bulan terakhir (Januari-Februari) 2015, penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sragen mencapai 140 kasus. Sedangkan korban jiwa akibat serangan DBD tercatat tiga orang.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kasi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL DKK Sragen, M.M. Sumiyati, mengatakan pada Januari 2015 terjadi 76 kasus serangan DBD. Sedangkan selama Februari terjadi 64 kasus DBD. Menurut dia, pada periode yang sama tahun 2014, jumlah kasus DBD tahun ini di Sragen relatif lebih tinggi.
“Tahun lalu pada Januari ada 51 kasus, sedangkan pada Februari ada 25 kasus,” kata dia saat ditemui Esposin di kantornya, Selasa (3/3/2015).
Dia mengatakan pada pekan terakhir Februari 2015 kasus DBD mencapai 12 kasus. Menurut dia, peningkatan kasus tidak hanya dipengaruhi musim penghujan, melainkan juga masih minimnya kesadaran masyarakat dalam melakukan garakan pemberantas sarang nyamuk (PSN).
Pada 2014, kasus DBD paling tinggi terjadi di Kecamatan Karangmalang (48 kasus), Kecamatan Kalijambe (45 kasus), dan Kecamatan Gemolong (43 kasus). “Sedangkan kasus DBD tahun ini belum kami rekap secara detail,” katanya.
Sumiyati menerangkan saat ini masyarakat terus diberikan informasi dan gerakan PSN. Selain itu, saat memenuhi persyaratan lokasi yang diduga endemis, DKK akan melakukan fogging di lokasi tersebut.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Sragen, Retno D.K, mengatakan tahun ini merupakan siklus lima tahunan kasus DBD. Untuk itu, masyarakat diminta lebih waspada.
Dia mengatakan masyarakat diminta untuk rutin melakukan PSN di rumahnya. Terutama di tempat-tempat yang memiliki genangan air, seperti pot bunga, kulkas, dan ban bekas. Menurutnya, di tempat-tempat tersebut justru lebih banyak dijadikan tempat berkembangnya jentik nyamuk.