Esposin, KLATEN -- Sebanyak 13 warga Klaten meninggal dunia gara-gara demam berdarah dengue (DBD) sejak awal Januari hingga pekan kedua Juni 2022. Selain merenggut belasan nyawa, di Klaten terdapat 240 kasus selama Januari-pekan kedua Juni 2022.
Mengganasnya kasus DBD di Kabupaten Bersinar mengakibatkan Pemkab Klaten harus menggelar rapat internal awal pekan ini. Hasilnya, upaya paling efektif dalam mencegah DBD, yakni menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, mengaku sudah memperoleh laporan tentang 13 orang meninggal karena DBD. Tingginya kasus DBD bisa jadi lantaran efek samping curah hujan yang masih tinggi.
“Tentu ada treatment lain yang bisa dilakukan. Dinkes segera koordinasi dengan Dinas Kominfo menyampaikan informasi ke masyarakat soal pencegahan DBD,” kata dia, Rabu (15/6/2022).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Inayati Hasanah, mengatakan cara paling ampuh mencegah kasus DBD melalui kegiatan PSN. Lantaran hal itu, dia mengimbau agar kegiatan PSN tak boleh kendur.
Baca Juga: DBD KLATEN : Cuaca Susah Diprediksi, DBD Masih Jadi Ancaman
Apalagi, meski sudah memasuki kemarau saat ini hujan masih terus mengguyur. Guyuran hujan berpotensi menimbulkan banyak genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak termasuk Aedes aegypti, jenis nyamuk yang membawa virus dengue penyebab DBD.
“Imbauan kami, masyarakat tetap meningkatkan PSN dan dilakukan secara serentak. Budaya gotong royong tetap digiatkan,” kata Inayati, Rabu (15/6/2022).