Pantauan Esposin di salah satu penatu di Jl. Joko Tingkir No. 22 Pajang, Simply Fresh, tumpukan plastik dan keranjang berisi pakaian kotor menggunung di dekat meja kasir. Di dekat pakaian kotor yang menggunung itu tiga mesin cuci dan dua mesin pengering menderu.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Salah satu karyawan Simply Fresh, Atika, menuturkan kebanjiran pakaian kotor sejak Sabtu (15/2/2014). Pakaian kotor makin menumpuk pada Senin (17/2/2014). Jumlah pakaian kotor bertambah empat kali lipat dibanding hari biasa sebanyak 80 kg per hari menjadi 288 kg per hari pada Senin.
Atika mengaku tidak akan menerima konsumen kecuali pelanggan. Hal itu karena kapasitas mesin cuci untuk 150 kg pakaian kotor per hari. “Kami akan menolak konsumen kecuali pelanggan,” kata Atika saat ditemui Esposin, Selasa (18/2/2014).
Atika memprediksi jumlah pakaian kotor meningkat empat kali lipat karena akhir pekan dan hujan abu akibat letusan Gunung Kelud, Jumat (14/2/2014). Dia mengungkapkan jumlah konsumen baru lebih banyak dibanding hari biasa setelah hujan abu. Meski demikian, dia mengaku tidak menaikkan harga jasa cuci kiloan.
Sementara karyawan One Laundy di Pajang, Her Haryanto, mengatakan jumlah pakaian kotor yang dibawa ke penatu melonjak sekitar 20%-30% dibanding hari biasa sejak Sabtu-Selasa. Pada hari biasa menerima 90 kg per hari menjadi 117 kg per hari.
Her juga menjelaskan belum menolak calon konsumen karena masih dapat mengerjakan pesanan. Namun dia mengaku akan melimpahkan pakaian kotor ke gerai One Laundry yang ada di lokasi lain. “Kami tidak menaikkan harga Rp3.500 per kg. Kondisi sekarang memang banyak pelanggan baru,” ungkap Her saat ditemui Esposin, Selasa.
Sedangkan karyawan Cika Laundry di Jl. Papagan No. 2 Kleco, Tini, mengaku tidak akan menolak konsumen meskipun jumlah pakaian kotor melonjak dua kali lipat dibanding hari biasa sekitar 200 kg per hari menjadi 300 kg-500 kg per hari sejak Sabtu-Senin (15-17/2/2014). Namun dia tidak dapat memprediksi apakah lonjakan terjadi karena efek abu vulkanis pada Jumat. Tini mengatakan konsumen membeludak setiap akhir pekan.