KLATEN - Curah hujan tinggi membuat sawah di sepuluh desa se-Kecamatan Karangdowo terendam air. Kondisi dapat memburuk jika curah hujan tak kunjung menurun. Namun, sementara ini, tanaman padi masih dinilai aman.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Karangdowo, Sugiyo, 48, ketika ditemui Esposin mengatakan sepuluh desa yang sawahnya terendam air adalah Tulas, Bulusan, Karangdowo, Soka, Ringinputih, Babadan, Tambak, Tumpukan dan Pugeran. Genangan air menurutnya selalu terjadi akibat luapan air dari Sungai Dengkeng yang melintasi wilayah tersebut.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Ia menambahkan, berdasarkan data yang ia kumpulkan, totalnya terdapat 443 hektare sawah yang terendam air. Namun, potensi puso masih belum bisa dipastikan karena Selasa pagi genangan air mulai menyurut. “Kalau selama sepekan genangan tak kunjung berkurang, bisa dipastikan padi akan puso. Tetapi, melihat kondisi hari ini, kami belum bisa memastikan. Biasanya, kalau padi terendam air selama satu hari, kemudian surut, lalu terendam lagi, ia masih bisa bertahan hidup,” terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya kesulitan memprediksi curah hujan agar bisa melakukan antisipasi darurat. Sampai saat ini, keluhan petani hanya dapat ia tampung karena kondisi tersebut sangat sulit dihindari. “Kalau daerah yang langganan puso, enggak ada. Selang-seling saja. Daerah Karangdowo ini bisa dikatakan daerah terendah di Klaten. Air dari atas (sebelah barat), sangat mudah menggenangi sawah. Kalau hujan, bisa dipastikan sawah tenggelam,” ujarnya.
Camat Karangdowo, Agus Suprapto, mengatakan dirinya akan segera melakukan koordinasi dengan Petugas Penyuluh Pertanian (PPL), Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPU Klaten dan para kepala desa untuk mengatasi masalah banjir tahunan tersebut. Menurutnya, hampir seluruh sawah di enam desa yang ia tinjau (Bulusan, Munggung, Karangdowo,Ringinputih, Tambak dan Demangan) tenggelam oleh banjir dari beberapa aliran sungai yang mengalir di Karangdowo.
“Sementara ini belum ada pemukiman warga yang kebanjiran. Saya tadi sempat melihat saluran sungai. Banjir ini disebabkan oleh pendangkalan sungai dan kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah ke aliran sungai sehingga membuat air meluap,” kata dia.