Esposin, WONOGIRI --Kematian ikan secara massal di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri sudah jarang terjadi dalam waktu 3-4 tahun terakhir. Para
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Tindakan antisipasi kematian massal itu bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah ikan. Para petani biasa mengurangi ikan sampai 40% dari kapasitas.
“Waktu kemarau, volume air di waduk turun. Jarak antara dasar waduk dengan KJA rendah. Ketika tiba musim hujan, ada upwelling. Material di dasar waduk seperti lumpur naik ke atas mengenai ikan di KJA. Itu bikin oksigennya turun. Ikannya rentan mati,” kata Catur saat ditemui Esposin di kantor Dislapernak Wonogiri, Rabu (4/1/2023) siang.
Kondisi itu biasanya terjadi karena ada kiriman air dari sungai yang berhulu di timur dan utara Wonogiri. Sungai dari dua arah itu banyak membawa lumpur dan limbah pertanian. Berbeda dengan sungai yang dari arah selatan, hanya membawa material batu dan kondisi air relatif bening.
Meski sudah tidak ada kematian massal sejak 3-4 tahun terakhir, Dislapernak mengaku terus memberikan informasi terkait antisipasi kematian massal ikan budi daya kepada para petani KJA WGM.
“Saat ini sudah ada ada waduk kecil yang bisa memisahkan lumpur yang terbawa aliran sungai dari arah timur. Selain bisa menekan laju sedimentasi, juga bisa mencegah kematian massal ikan di KJA,” ulasnya.
Berikut ini daftar produksi ikan di KJA WGM Wonogiri 2016-2021 (nila, patin, lele, dan tawes):
1. 2016: 6.343 ton.
2. 2017: 6.711 ton.
3. 2018: 6.855 ton.
4. 2019: 6.068 ton.
5. 2020: 6.016 ton.
6. 2021: 6.908 ton.