Esposin, BOYOLALI -- Desa Dukuh di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali memiliki 12 tempat wisata yang bisa dikunjungi wisatawan. Mayoritas wisata yang ada di Desa Dukuh merupakah wisata sejarah dan religi.
Berdasarkan grafis yang dipampang di area Taman Handayaningrat, Senin (23/1/2023), terdapat objek wisata di Dukuh, Kecamatan Banyudono. Grafis itu dibikin Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret (UNS).
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
1. Alun-alun Pengging
Alun-alun tersebut terletak di Jalan Raya Pengging, Mentekan, Dukuh. Sebelum dikelola menjadi objek wisata, awalnya Alun-alun Pengging bernama Pasar Candi.
Penamaan tersebut karena di tengah pasar terdapat candi berukuran kecil. Menurut sejarah, candi tersebut telah ada sejak ribuan tahun lalu dan menjadi daya tarik tersendiri.
2. Umbul Temanten
Umbul Temanten berlokasi di Dusun Umbulsari. Dalam keterangan grafis di Taman Handayaningrat, Prabu Brawijaya memiliki putri yang dinikahkan dengan seorang pendeta. Ketika putri tersebut sedang berendam, ia tenggelam dalam kolam tersebut.
Saat pendeta mencoba menyelamatkan sang istri, ia juga ikut tenggelam. Berdasarkan kejadian tersebut, akhirnya kolam itu dinamakan kolam temanten.
3. Umbul Ngabean
Umbul Ngabean terletak di lokasi yang sama dengan Umbul Temanten. Menurut sejarah, nama umbul tersebut diambilkan dari nama jabatan abdi dalem keraton, Ngabehi. Di zaman dahulu, Umbul Ngabean dijaga seorang Hangabehi yang diutus oleh Paku Buwono X.
4. Umbul Dudo
Umbul Dudo berada di satu lokasi dengan Umbul Ngabean dan Temanten di Umbul Tirtomarto. Penamaan Dudo karena sempat ada seorang pria yang memiliki kecintaan yang besar terhadap sang istri. Kemudian ia pergi dan tinggal di dalam umbul tersebut untuk menenangkan diri dan akhirnya meninggal di sana.
5. Umbul Peceren
Umbul Peceren yang berada di sebelah timur bawah Umbul Pengging atau belakang Balai Desa Dukuh. Air dari Umbul Peceren mengalir dari Umbul Pengging yang digunakan keraton.
6. Pasar Burung
Di dekat Umbul Peceren, ada Pasar Burung yang telah beroperasi sejak puluhan tahun lalu. Pasar ini hanya beroperasi tiap pasaran Pahing dan Wage.
Tidak hanya warga Pengging, tetapi banyak penjual burung yang berasal dari luar wilayah Pengging. Bahkan luar Kota Boyolali, ada juga perlombaan burung berkicau.
7. Umbul Kendat
Umbul Kendat berada di Plumbungan. Umbul ini adalah peninggalan kerajaan Majapahit, yaitu tempat petilasan Dyah Ayu Retno Kedaton atau Putri Brawijaya V. Saat sang putri sedang melakukan petilasan, muncul mata air yang kemudian dinamakan Umbul Kendat.
8. Makam Padma Negara
Makam Padma Negara yang terletak di Dukuh Plumbungan. Di kompleks makam ini terdapat makam keluarga keraton dan pemakaman umum.
Untuk makam keluarga keraton terdapat sebuah bangunan. Kawasan makam ini juga dekat dengan wisata Umbul Kendat.
9. Situs Yoni Bodean
Di Desa Dukuh terdapat pula Situs Yoni Bodean, sebuah yoni berukuran besar dan warga menyebutnya sebagai watu Mbah Candi.
Berdasarkan sejarah yang berkembang ternyata lokasi Keraton Pengging berada di antara makam Bodean dan Umbul Kendat seperti yang disebut Babad Jaka Tingkir. Disebutkan bahwa makam istri Raja Pengging Handayaningrat, Rara Kendat, dimakamkan di timur Keraton Pengging.
10. Makam Supo Anom
Di Desa Dukuh terdapat Makam Supo Anom atau Empu Jaka Supo. Supo Anom merupakan anak dari Empu Tumenggung Supondriyo.
11. Makam Sri Makurung Handayaningrat
Makam Sri Makurung Handayaningrat atau Ki Ageng Pengging Sepuh berada di Malangan. Tokoh tersebut sangat dihormati semasa hidupnya.
12. Taman Handayaningrat
Taman Handayaningrat berada di timur Umbul Peceren.
Melalui grafis yang dipampang Tim PKM PM UNS berharap Taman Handayaningrat dapat melengkapi wisata yang belum ada di Pengging, berupa wahana permainan, area outbound, wisata malam, dan laboratorium agro.Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Supana, mengatakan Desa Dukuh sangat potensial menjadi desa wisata yang luar biasa. Alasan pertamanya adalah dari segi sejarah di Desa Dukuh.
Ia mengatakan sejarah menunjukkan negara Islam Mataram dan berdirinya Mataram tak lepas dari Pengging. Beberapa tokoh seperti Kebo Kenongo, Joko Tingkir, dan Pangeran Handayaningrat, dan tokoh-tokoh lain mengembangkan kerajaan Islam di tanah Jawa.
“Sekarang pun di makam sinuwun P. Handayaningrat masih dijadikan objek wisata religi. Semua mengakui petuahnya, nama besar Pangeran Handayaningrat yang telah melahirkan raja-raja di tanah Jawa,” ujarnya.
Ia juga mengatakan lewat Desa Dukuh juga strategis karena dekat dengan destinasi wisata yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Umbul Tirtomarto.