Esposin, KARANGANYAR — Cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda wilayah Kabupaten Karanganyar dalam beberapa pekan mendatang membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersiap menghadapi potensi kebencanaan.
Kesiapsiagaan bencana dilakukan BPBD dengan mempersiapkan sarana prasarana melekat pada diri anggota dan sukarelawan.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Bagus Darmadi, mengatakan ada 40 personel baik dari aparatur sipil negara (ASN) maupun non-ASN yang disiagakan. Mereka terbagi dalam tiga sif tugas dalam sehari. Mereka bahkan siap on call 24 jam nonstop.
Selain kesiapan personel, BPBD juga memiliki peralatan taktis yang siap dipakai kapan saja. Antara lain chain saw atau gergaji mesin, lampu penerangan, genset portabel, perahu karet, kapak dan sebagainya. Peralatan itu dipastikan masih berfungsi optimal.
"Peralatan mesin kondisi prima dan siap pakai sewaktu-waktu," katanya, Selasa (11/10/2022).
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Mengancam, BPBD Sragen Minta Warga Waspada Bencana Alam
BPBD memiliki enam unit kendaraan operasional yang standby mengangkut personel dan peralatan ke lokasi kejadian. Begitu pula truk tangki dan truk pengangkut logistik. Posko induk di BPBD menampung semua laporan dari berbagai lokasi.
Adapun posko sukarelawan juga didirikan di daerah rawan bencana alam. Posko ini didukung para sukarelawan dari lintas organisasi. "Cuaca ekstrem ini diperkirakan terjadi dua pekan nanti. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati," katanya.
Dia mengatakan peta kerawanan bencana alam di Karanganyar dibedakan berdasarkan kondisi geografis. Seperti di dataran rendah khususnya dekat aliran Bengawan Solo yang rawan banjir. Wilayah tersebut meliputi Desa Ngringo, Desa Waru, Desa Kebak di Kecamatan Kebakkramat. Lalu Desa Jeruksawit dan Desa Kragan di Kecamatan Gondangrejo. Wilayah tersebut menjadi langganan banjir.
Baca Juga: BPBD Karanganyar: Waspada Hujan Disertai Angin hingga Sepekan Mendatang
Sedangkan ancaman longsor tersebar di kawasan lereng Gunung Lawu, seperti di Jenawi, Kerjo, Ngargoyoso, Tawangmangu, Karanpandan, dan Matesih. Sementara bencana angin kencang tersebar di hampir seluruh wilayah Karanganyar.
BPBD sudah melakukan pemangkasan pohon untuk mengantisipasi pohon ambruk akibat angin kencang. Puluhan alat deteksi bencana atau early warning system (EWS) longsor yang terpasang dipastikan berfungsi optimal. "Kondisi EWS baik dan berfungsi optimal. Beberapa EWS yang rusak telah diperbaiki dan diganti," kata dia.
BPBD Karanganyar juga berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayah rawan longsor agar mereka menyiapkan lokasi pengungsian. Hal ini merupakan langkah logis, jika sewaktu-waktu terjadi bencana.