Esposin, KLATEN – Kamis (5/1/2023), Joko Warsito, 30, membajak sawah dengan traktor di Dukuh Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Tanpa sengaja, roda traktor sempat membentur benda keras dan setelah dicek ternyata batu bata merah.
Saat itu, Joko mentraktor sawah yang lumpurnya sedalam kurang lebih 50 cm. Diduga, struktur batu bata itu merupakan bagian dari bangunan candi yang pernah berdiri di wilayah tersebut.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Struktur batu bata itu berada di area persawahan. Beberapa batu bata merah sudah dalam kondisi pecah dan sebagian masih utuh.
Ukuran batu bata merah yang utuh memiliki tinggi atau ketebalan 10 sentimeter, lebar 24 sentimeter, dan panjang 36 sentimeter. Di dekat area tersebut, terdapat gundukan tanah yang di dalamnya dipenuhi batu bata merah berukuran besar.
“Kalau tidak salah, penemuannya hari Kamis [5/1/2023] kemarin,” kata Joko saat ditemui di lokasi penemuan batu bata merah, Sabtu (7/1/2023).
Selain batu bata merah, tak jauh dari tatanan batu bata merah itu ditemukan batu andesit berbentuk dorpel atau ambang pintu candi dengan panjang 80 sentimeter. Batu dorpel itu kemudian disimpan di sekretariat Kelompok Pelestari Cagar Budaya (KPCB) Nglumbang Dungik.
Warga bersama-sama mulai mengeruk tanah di sekitar temuan batu bata merah tersebut secara manual. Tujuannya mengetahui struktur tatanan batu bata merah tersebut. Lokasi temuan batu bata merah itu berada di tanah kas desa.
Pelaksana Humas KPCB Klaten, Hari Wahyudi, menduga susunan batu bata merah yang ditemukan warga tersebut merupakan lantai candi. Diperkirakan, di tempat itu pernah berdiri candi dari era Mataram Kuno pada abad ke-9 hingga ke-10.
Belum bisa diperkirakan luasan struktur batu yang diperkirakan bagian dari bekas bangunan candi itu. Bagian yang kini ditemukan dan sudah terlihat yakni 3 meter x 3,8 meter.
Lokasi penemuan susunan batu bata merah itu berjarak sekitar 200 meter dari Situs Nglumbang Dungik dan diperkirakan sebagai bekas bangunan candi induk.
“Struktur batu bata merah ini diperkirakan bangunan candi untuk pendarmaan,” jelas dia.
Di wilayah Nglumbang Dungik diduga pernah berdiri kompleks candi berdasarkan temuan-temuan objek diduga cagar budaya di tempat itu. Objek itu seperti yoni yang berada pada lahan tengah persawahan. Selain itu ada temuan prasasti berupa bongkahan batu berukir yang ditemukan pada 2020.