Esposin, KARANGANYAR - Dispertan PP Kabupaten Karanganyar menganjurkan petani menggunakan metode tanam serempak untuk menanggulangi serangan hama tikus.
Data yang dihimpun Esposin, dari Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Pengamat Hama Penyakit (PHP) Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar tikus menyerang 65 hektare (ha) sawah di Kabupaten Karanganyar hingga 31 Januari 2020.
Ilmu Titen & Kearifan Lokal Ala Ganjar Pranowo Prediksi Bencana Alam
Laporan serangan tikus paling banyak di Kecamatan Tawangmangu dan Karangpandan. Koordinator POPT PHP Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, Joko Bintoro, menuturkan kelompok tani sudah melakukan gerakan pengendalian hama tikus.Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Joko menyampaikan area persawahan yang rawan serangan tikus adalah sawah yang menggunakan teknik bercocok tanam terasering, dekat aliran sungai, dan banyak batuan. Lokasi itu cocok digemari tikus.
"Kami mendistribusikan pestisida tikus berbentuk sulfur atau belerang dan umpan. Sesuai permintaan. Ini Jumantono, Jaten, dan Tasikmadu yang meminta. Sebetulnya membasmi tikus itu enggak susah. Kuncinya kompak. Gunakan metode tanam serempak mulai dari pengolahan tanah, sebar benih, tanam, pemupukan, dan panen. Jangan ada selang waktu terlalu jauh. Lalu berkomunikasi dengan pemerintah ketika terjadi serangan," kata Joko saat ditemui Esposin di ruang kerjanya, Rabu (5/1/2020).
4 Tips Hindari Macet Akibat Pembangunan Flyover Purwosari Solo
Joko mengakui pemerintah tidak bisa setiap saat mendampingi petani. Salah satu kendalanya jumlah personel yang bertugas di lapangan terbatas. Oleh karena itu komunikasi dibangun melalui aplikasi pesan pada smartphone. Di sisi lain saat ditanya sarana pengendalian hama, seperti ketersediaan pertisida dan lain-lain, Staf Bidang Perlindungan Tanaman Dispertan PP Kabupaten Karanganyar, Indarjo, menuturkan pemerintah tidak mengalokasikan dana khusus."Setahu kami tidak ada dana untuk pengadaan pestisida, sarana pengendalian organisme pengganggu tanaman [OPT]. Tetapi kalau petani membutuhkan pestisida, kami mengajukan permohonan ke labpratorium pengamatan hama dan penyakit. Distribusi dari laboratorium itu kami bagikan kepada petani yang membutuhkan," tutur Indarjo.
Pilkada Solo: PDIP Diprediksi Sulit Dikalahkan Jika Rekomendasi Jatuh ke Gibran
Joko menambahkan hama yang menyerang tanaman padi pada musim tanam (MT) I hanya tikus. Tetapi petani harus bersiap menghadapi hama wereng pada MT II. Dia memprediksi MT II pada Mei atau Juni dengan pertimbangan MT I molor dari prediksi karena faktor cuaca."MT I ini belum ada laporan wereng. Tetapi kami tetap waspada pada cuaca seperti ini. Dua hama, yakni wereng dan tikus itu paling ditakuti petani. Semoga tidak ada serangan," imbuh Joko.