Esposin, WONOGIRI — Tren mekarnya bunga tabebuya yang membuat beberapa daerah di Soloraya seperti musim semi di Jepang juga terjadi di Wonogiri. Area persawahan di Dusun Tulakan, Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, tampak lebih indah dengan pohon tabebuya yang berbunga warna putih dan merah muda di pinggir jalan.
Bunga tabebuya yang bermekaran itu menaungi jalan, memperindah area persawahan di kanan kiri jalan. Latar belakang perbukitan di belakang Desa Kepatihan membuat mata semakin betah memandang.
Promosi Dorong Pariwisata Hijau Mandalika, BRI Ajak Pembalap MotoGP Tanam Pohon
Wajar jika momen langka itu menyedot perhatian warga. Siapa saja yang melintasi jalan sepanjang ratusan meter itu hampir pasti mengurangi kecepatan. Mereka memandangi bunga-bunga yang bermekaran. Tak jarang pengendara berhenti sekadar untuk mengabadikan keindahan itu menggunakan kamera handphone.
Jalan desa itu semakin indah tatkala bunga-bunga tabebuya berguguran. Bunga berwarna putih, kuning, dan merah muda yang jatuh itu mewarnai jajanan. Keindahan area persawahan yang bermekaran bunga itu pun banyak diperbincangkan di media sosial.
Kepala Desa Kepatihan, Agus Suyitno, mengatakan area persawahan yang bermekaran bunga tabebuya itu mendadak banyak dikunjungi warga. Tak hanya warga desa setempat, beberapa di antaranya datang luar daerah seperti Sragen dan Solo. Mereka sengaja datang untuk mengabadikan momen indah dan langka tersebut.
Agus menyebut pohon tabebuya itu mulai ditanam pada 2018 lalu. Setidaknya ada 150 batang pohon tabebuya yang ditanam untuk turus jalan area persawahan sepanjang sekitar satu kilometer itu. Tetapi ada beberapa pohon yang mati. Pohon itu hanya ditanam di sisi kanan dari arah utara.
“Pohonnya baru mulai berbunga tiga tahun lalu. Ini sudah kali ketiga berbunga. Karena pohonnya itu berbunga setahun sekali dan waktunya pendek, jadi itu jadi momen langka. Itu mengapa orang-orang jadi ke sini, pengin lihat,” kata Agus saat ditemui Espos di Kantor Desa Kepatihan, Rabu (2/10/2024).
Jumlah Tanaman bakal Ditambah
Agus menyampaikan penanaman pohon tabebuya kala itu diprakarsai komunitas peduli gunung dan Pemerintah Desa Kepatihan. Penanaman itu dilatarbelakangi keluhan sejumlah petani yang menilai pohon perindang jalan sebelumnya, yakni pohon mahoni, justru mengganggu pertanian mereka. Pohon itu menghalangi cahaya ke tanaman yang ditanam petani.
Pohon mahoni itu akhirnya diganti dengan pohon tabebuya yang bibitnya didatangkan dari Jawa Timur. Petimbangan lainnya memilih menanam pohon tabebuya yaitu estetika. Terbukti bunga tabebuya yang bermekaran itu menambah estetika area persawahan desa.
“Ya kami berencana untuk menambah penanaman lagi. Terutama di seberangnya. Itu kan pohon tabebuya baru ditanami di satu sisi jalan, selanjutnya yang sebelah juga akan ditanam tabebuya,” ujar dia.
Agus juga menyebut sebagai perindang jalan, pohon tabebuya tidak merusak lingkungan. Sebaliknya penanaman pohon itu selain menambah estetika sekaligus menambah kelestarian lingkungan desa.
Menurutnya, Pemerintah Desa Kepatihan berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini penting agar Desa Kaputihan tetap subur, menghidupi, dan terus layak ditinggali.
Bahkan sejak 2020, Desa Kepatihan masuk dalam program kampung iklim (Prokopim) kategori madya. Dua tahun setelahnya naik menjadi Desa Proklim kategori utama. Proklim merupakan program yang memberikan pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup terhadap masyarakat desa yang berpartisipasi dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengatakan meski tidak ada anjuran khusus, ia mengapresiasi pemerintah desa yang berupaya untuk memperindah wilayah perdesaan salah satunya dengan menanam tabebuya.
Selain di Desa Kepatihan, pohon tabebuya juga sudah ditanam di beberapa wilayah meski tidak banyak seperti di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri. Ia menyampaikan, Pemkab Wonogiri akan menanam pohon tabebuya di Jl Ir Soekarno dan kawasan Alun-Alun Giri Krida Bakti pada tahun ini.
“Kami akan tanam sekitar 130 batang pohon tabebuya untuk menambah estetika wajah kota” kata Waris.