Esposin, WONOGIRI -- Dua pasangan calon bupati dan calon wakil bupati atau cabup-cawabup Wonogiri pada Pilkada 2024 mengusung program penanganan kemiskinan dalam visi-misi mereka saat mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.
Masing-masing pasangan calon menilai angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiri masih tinggi atau belum sesuai harapan. Cabup Setyo Sukarno yang diusung Koalisi Merah Putih mengatakan angka kemiskinan di Wonogiri masih di atas 10%.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Angka itu masih di luar target Pemerintah Kabupaten Wonogiri yakni satu digit angka kemiskinan pada 2024. Dia pun tidak terlalu yakin waktu yang tersisa pada tahun ini bisa mengejar target tersebut.
“Angka kemiskinan satu digit pada 2024 ini sepertinya sulit tercapai. Maka dari itu, kami melanjutkan target itu untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Kabupaten Wonogiri di bawah 10% jika kami terpilih nanti,” kata Setyo saat diwawancarai Esposin dalam konferensi pers saat mendaftar di KPU Wonogiri, Kamis (29/8/2024).
Dia menyampaikan sejumlah program yang bisa dijalankan untuk penanganan kemiskinan itu antara lain memberikan ruang aktivitas ekonomi yang lebih luas kepada masyarakat melalui bantuan permodalan usaha.
Kemudian peningkatan investasi dengan mengoptimalkan peraturan daerah tentang rencana tata ruang dan tata wilayah juga bisa menjadi cara agar perputaran ekonomi meningkat.
Setyo juga menyinggung sektor pertanian dalam penanganan kemiskinan. Menurutnya, lahan pertanian di Wonogiri sangat luas. Akan tetapi, petani kerap terbentur masalah kurangnya pasokan air. Hal itu membuat lahan pertanian tersebut tidak produktif, khususnya saat kemarau.
“Peningkatan sarana dan prasarana pertanian seperti pembuatan sumur-sumur pantek bisa menjadi solusi masalah itu. Sehingga ketika kemarau, para petani bisa tetap menanam misalnya tanaman hortikultura seperti cabai, kacang, atau sayuran. Dengan begitu mereka ada pemasukan harian,” ujarnya.
Tingkat Kedalaman Kemiskinan
Cabup Wonogiri dari Koalisi Perubahan untuk Maju (PUMA), Tarso, juga menyebut angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiri masih tinggi. Menurutnya, hal ini bisa terjadi lantaran pembangunan di banyak sektor belum merata di seluruh kecamatan.Maka dari itu, perlu ada perubahan dan perbaikan di segala lini untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut. Pasangannya dalam Pilkada 2024, Kristian Teguh Suryono, menambahkan kondisi ekonomi Wonogiri masih di bawah kabupaten/kota lain di sekitarnya.
Teguh menilai hal ini lantaran nilai investasi yang masuk di Kabupaten Wonogiri masih rendah. “Tingkat kemiskinan hanya turun 0,31 persen, itu yang akan kami ubah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Wonogiri, Rahmad Iswanto, mengatakan angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiri masih 10,71% pada Maret 2024 dengan jumlah warga di bawah garis kemiskinan sekitar 102.570 jiwa.
Dibandingkan tahun lalu, tingkat kemiskinan tersebut turun 0,23% atau berkurang sekitar 2.250 jiwa. Rahmad menyampaikan penanganan kemiskinan di Wonogiri untuk tahun-tahun berikutnya semakin sulit. Hal ini lantaran indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan semakin tinggi.
“Ini menandakan warga miskin semakin jauh di bawah dari garis kemiskinan. Semakin jaraknya jauh di bawah, semakin berat bagi pemerintah mengangkat mereka keluar dari garis kemiskinan,” kata Rahmad saat diwawancarai Esposin selepas merilis berita resmi statistik kemiskinan Kabupaten Wonogiri 2024 di Kantor BPS Wonogiri, Senin (2/9/2024) sore.
Rahmad menjelaskan indeks kedalaman kemiskinan di Kabupaten Wonogiri naik 0,21 menjadi 1,53 pada 2024. Begitu juga indeks keparahan kemiskinan naik menjadi 0,33 dari yang semula 0,25.