Esposin, SOLO -- Beberapa penumpang dari kalangan penyandang disabilitas menilai bus Batik Solo Trans atau BST belum sepenuhnya ramah difabel, terutama yang memakai kursi roda.
Keluhan itu salah satunya disampaikan Yoga, 26, penyandang disabilitas yang kerap menggunakan layanan bus BST. Meski bukan pengguna kursi roda, ia menyayangkan bus BST tidak didesain sesuai kebutuhan pengguna kursi roda.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
"Sebenarnya sudah bagus. Bagi saya yang tanpa kursi roda relatif tidak ada hambatan. Sayangnya yang memakai kursi roda belum bisa naik karena tidak ada fasilitas untuk itu," katanya kepada Esposin, Rabu (4/1/2023).
Hal serupa disampaikan penumpang lain, Rahma. Ia mengatakan bagian dalam bus BST Solo memungkinkan ditempati pengguna kursi roda, namun ketika naik masih perlu bantuan.
"Kalau dalam busnya bisa ramah [kursi roda] ya, karena tempat duduknya fleksibel bisa ditekuk. Kalau dari halte naik ke dalam busnya agak kesulitan, apalagi tidak semua halte ada jalur untuk kursi roda, ada juga yang cuma tangga," katanya.
Dia juga mengatakan ketika bus BST berhenti, posisinya kurang menempel dengan halte. Hal ini membuat penumpang pengguna kursi roda semakin sulit untuk naik.
Sedangkan di dalam bus, menurutnya, masih kurang luas. "Cuma sepertinya kurang luas sedikit, karena kan kalau pakai kursi roda pasti butuh space lebih kan," imbuhnya.
Tanggapan Dishub Solo
Hal ini tidak dibantah oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Transportasi Dishub Solo Agus Purnomo. Ia mengatakan memang penumpang difabel belum terakomodasi dengan baik di bus BST."Dalam arti memang belum terlayani dengan maksimal," katanya ketika ditemui Esposin, Jumat (6/1/2022).
Meski begitu, ia mengatakan sudah ada wacana menyiapkan armada BST Solo khusus difabel. Armada yang dimaksud adalah Bus Medium Monocoque.
"Cuma kemarin ada wacana untuk [pengadaan] bus low deck. Itu malah spesial untuk difabel, walaupun nantinya ya bisa untuk penumpang umum," katanya.
Menurut catatan Esposin, bus yang sempat diuji coba pada Januari 2022 itu dirakit oleh perusahaan karoseri Adiputro. Kendaraan itu memiliki panjang 9 meter dengan tinggi dek 35 cm.
Di pintu tengah bus, terdapat ramp lipat untuk memudahkan para pengguna kursi roda naik ke bus. Selain itu bus tersebut dilengkapi beberapa kursi yang bisa dilipat. Bahkan juga disediakan sabuk pengaman untuk kursi roda.
Namun sejak uji coba pertama pada 11 Januari 2022 di Solo, bus tersebut hingga kini belum beroperasi. "Belum [beroperasi], karena pengadaannya kalau sesuai regulasi tahun 2023," katanya.