Esposin, KLATEN – Ratusan siswa beserta guru SMPN 5 Klaten membuat kebun botol (Buntol) di sekolah setempat, Sabtu (27/1/2024). Kegiatan itu menjadi upaya kepedulian lingkungan siswa dan guru salah satunya dalam mengelola sampah.
Kegiatan itu diikuti seluruh siswa dari kelas VII hingga IX sebanyak 768 orang. Ratusan siswa membentuk kelompok-kelompok dengan setiap kelompok terdiri dua orang membuat pot dari botol galon bekas yang diwarnai sesuai kreasinya. Botol-botol itu menjadi wadah untuk menanam apotek hidup dan sayuran yang bibitnya sudah disiapkan pada pekan sebelumnya.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Program yang juga melibatkan seluruh guru dan karyawan tersebut baru kali pertama digelar di SMPN 5 Klaten. Kegiatan tersebut digagas Kepala SMPN 5 Klaten, Endah Sulistyowati. Program tersebut dilatarbelakangi perlunya konservasi tanaman dan kondisi lingkungan SMP Negeri 5 Klaten yang memiliki lahan luas dengan jenis tanah lempung serta porositas rendah hingga cenderung membuat tanaman tidak subur ketika digunakan sebagai media tanam.
“Keunggulan inovasi Buntol adalah menggabungkan metode semi hidroponik dan media tanah secara terpadu. Tujuan akhirnya tanaman tidak perlu penyiraman secara rutin. Media tanah di SMPN 5 Klaten yang porositas rendah dapat diganti dengan media tanah yang ditambahkan pupuk organik dimasukkan ke dalam botol. Ini juga untuk menghemat air, karena sumber air di SMP Negeri 5 Klaten dari perusahaan daerah air minum (PDAM) saja, ketika dipakai bersamaan untuk menyiram tidak memungkinkan,” kata Endah berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Esposin.
Pembuatan Buntol juga sebagai bentuk mewujudkan SMPN 5 Klaten sebagai sekolah Adiwiyata.
Ketua Tim Adiwiyata, Dewi Widayati, mengatakan kegiatan pembuatan Buntol mendukung program Sekolah Adiwiyata dan melatih siswa mencintai lingkungan dan tanaman. ”Tanah di SMP Negeri 5 Klaten jenis tanah lempung, mengurangi limbah botol plastik, dan mendukung konservasi air,” jelas dia.
Sebelum pembuatan Buntol, siswa melakukan pembibitan tanaman dari rumah masing-masing. Sedangkan pot-pot dibuat di sekolah. Dewi menjelaskan pembagian jenis tanaman yakni kelas VII menanam jenis tanaman obat, kelas VIII dan IX menanam jenis tanaman sayur.
Seluruh siswa antusias mengikuti kegiatan itu karena selain bisa menuangkan kreatifitas dalam mewarnai botol galon bekas yang jumlahnya mencapai 384 unit, mereka sembari belajar tentang tahapan-tahapan dalam menanam tanaman di pot yang semi hidroponik. Selain itu, pot beserta tanamanya akan dinilai pada pekan selanjutnya oleh guru yang telah ditunjuk.