Esposin, SOLO—Sedikitnya tujuh rumah hangus terbakar dalam musibah kebakaran rumah di bantaran rel kereta api di dekat Flyover Manahan, Solo, Jumat (17/5/2024) malam. Tapi dipastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Berdasarkan laporan dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Solo diketahui, kejadian kebakaran dilaporkan pukul 21.02 WIB. Selang lima menit kemudian kobaran api yang terbilang cukup besar sudah mulai dipadamkan.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Butuh waktu lebih dari satu jam untuk memadamkan amukan si jago merah. Api benar-benar bisa dikendalikan sekira pukul 22.30 WIB. Sehingga api tidak merembet ke bangunan-bangunan lain, termasuk kabel kereta rel listrik (KRL).
Untuk menangani musibah kebakaran yang lokasinya di sebelah SMP Negeri 1 Solo tersebut Dinas Damkar Solo mengerahkan enam armada pemancar air, dua armada tangki air, satu unit tangki BPBD Solo, dan satu unit tangki DLH.
Dibutuhkan air hingga 24.000 liter untuk memadamkan kobaran api. Sejumlah personel dari instansi samping ikut membantu mengamankan lokasi musibah, seperti dari kepolisian, BPBD, petugas Linmas, sukarelawan, serta PMI.
Laporan terjadinya kebakaran kali pertama diterima Dinas Damkar Solo dari warga yang datang ke Pos Damkar Kotabarat. Mendapat laporan tersebut, tim Damkar Solo langsung meluncur ke lokasi, termasuk dari pos-pos lain.
Sementara Ketua Komisi III DPRD Solo, YF Sukasno, bersyukur kobaran api berhasil dikendalikan sebelum menjilat kabel kerela rel listrik (KRL). Bila sampai api menjilat kabel KRL bisa dipastikan akan mengakibatkan kerugian besar.
"Api yang hampir menjilat kabel KRL bisa dipadamkan. Kalau sampai kabel itu tersambar api pasti akan mengganggu perjalanan kereta dan menyebabkan kerugian yang sangat besar," tutur dia kepada wartawan.
Legislator yang kini menjadi Ketua Fraksi PDIP DPRD Solo itu mengingatkan pentingnya kesiapan dan kemampuan tim damkar Dinas Damkar Solo dalam merespons tantangan zaman. Utamanya dalam penanggulangan musibah kebakaran yang terjadi.
"Kebakaran hunian warga di pinggir rel malam ini semakin menyadarkan kta bahwa Kecepatan mobil Damkar dalam bergerak sangat menentukan segera padamnya api. Kita harus terus tingkatkan kemampuan tim Damkar untuk menghadapi segala tantangan," urai dia.
Sukasno menjelaskan secara bertahap Dinas Damkar yang dikepalai Sutarjo terus meningkatkan pelayanan dengan membuat Posko di empat penjuru kota. Program itu telah dibahas bersama jajaran Komisi III DPRD Solo. Walau belum sempurna, program itu telah terwujud.
"Tahun ini sudah terwujud walau belum sempurna karena keterbatasan anggaran yaitu Posko Komplang ini diasumsikan bagian Solo Utara. Saat kebakaran malam ini tim dari Posko Komplang langsung bergerak ke lokasi disusul Posko Gading dan Posko Pedaringan," kata dia.
Namun Sukasno menyebut masih ada kelemahan atau kekurangan dari armada damkar Solo. "Mohon kita semua memikirkan armada yang sudah tua. Harta benda, aset warga Solo harus dilindungi dan dijaga tim Damkar. Perlu penguatan terus tim ini," tegas dia.
Apalagi nilai dari harta dan aset masyarakat Solo yang mesti dijaga dari kebakaran nilainya sangat besar. "Kalau dihitung bisa ratusan triliun Rupiah. Di samping dibutuhkan tambahan SDM yang mencukupi dan punya dedikasi, tidak kalah penting juga armada Damkar," ujar dia.
Sukasno menjelaskan jumlah armada Damkar Solo saat ini masih kurang. Kondisi itu diperparah dengan usia dari armada-armada tersebut yang sudah tua. "Saat ini armada Damkar kita usianya sudah tua dan jumlahnya kurang," ungkap dia. Bila hanya mengandalkan ketersediaan dari APBD Solo tentu butuh waktu lama.
Sehingga dia menyerukan partisipasi dari para pengusaha di Solo. "Di samping dari APBD Pemerintah Kota Solo, juga diperlukan partisipasi para pengusaha untuk bisa ikut berpartisipasi gotong royong demi keselamatan dan keamanan kita bersama," kata dia.