Esposin, WONOGIRI – Selain menghasilkan keuntungan banyak, budidaya porang juga dinilai lebih mudah dibandingkan dengan tanaman lain. Hal itu bisa dilihat dari mudahnya memperoleh bibit dan pupuk untuk menyuburkan tanaman porang.
Jika biasanya tumbuhan lain membutuhkan banyak pupuk kimia, seperti Urea, ZA, NPK dan SP36, porang tidak demikian. Pupuk yang digunakan dalam membudidayakan porang didominasi jenis pupuk organik atau pupuk kandang.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Selain itu, bibit tanaman porang relatif lebih mudah didapatkan. Karena setiap kali panen porang, di waktu yang bersamaan petani juga mendapatkan bibitnya. Bibit itu berwujud umbi kecil yang terdapat di setiap daun porang atau biasa disebut katak porang.
Baca juga: Viral Pengendara Moge Ditendang Paspampres, Siapa yang Salah?
Dewan Penasehat Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) Cabang Wonogiri Teguh Subroto, kepada Esposin, Minggu (28/2/2021), mengatakan pada prinsipnya dalam membudidayakan semua tanaman mempunyai kesamaan yakni kebutuhan dasar yang harus tercukupi. Salah satu kebutuhan dasar tumbuhan adalah pupuk.
Ia mengatakan, pupuk yang dipakai dalam budidaya porang adalah jenis kompos atau pupuk kandang. Pupuk jenis ini lebih mudah didapat karena rata-rata setiap petani mempunyai hewan ternak seperti sapi atau kambing. Kotoran hewan itu bisa dimanfaatkan untuk pupuk.
"Namun dalam pemupukan juga wajib ditambahkan pupuk kimia, seperti pupuk NPK. Itu kan ibaratnya sebagai nutrisi tambahan atau penyubur lain. Tapi tidak harus banyak. Petani lebih cenderung kami arahkan memakai pupuk organik," kata petani porang asal Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri.
Baca juga: Proyek Rel Layang Joglo Solo Segera Dimulai, Bikin Macet Gak Ya?
Hal serupa juga diungkapkan oleh petani porang asal Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, Supriyanto. Ia selalu mengajak dan mengarahkan petani di Karangtengah untuk lebih banyak memakai pupuk kandang saat membudidayakan porang.
Pria yang akrab disapa Supri itu mengatakan, selain kemudahan pupuk, bibit atau benih porang juga relatif mudah didapatkan dibanding tanaman lain. Setiap panen, secara otomatis juga memanen bibit yang bisa digunakan ubtuk penanaman selanjutnya.
"Jadi kalau menanam porang itu modal bibitnya hanya di awal saja. Seterusnya bisa memanfaatkan bibit katak yang ada di setiap daun porang. Kalau tanaman lain, misalnya jagung, setiap kali mau menanam bibitnya harus beli dahulu," kata dia Minggu.
Baca juga: Harga Tembus Rp300.000/Kg, Pantas Porang Jadi Idola Petani Wonogiri