Esposin, KLATEN –Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten bakal mengevaluasi program mina padi di sejumlah kawasan di Klaten pertengahan pekan ini. Evaluasi bakal difokuskan di pusat pengembangan program minapadi, yakni di Nganjat, Polanharjo.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Hal itu diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Produksi Bidang Perikanan Dispertan Klaten, Agus Haryono, Selasa (6/10/2015).
“Kami akan mengadakan temu lapang di Nganjat, Polanharjo. Tujuannya guna mengevaluasi program mina padi di sana. Kami akan menelusuri apa kendala yang dihadapi di lapangan. Di sana nanti, kami akan mengundang pendamping mina padi dari Karawang asal Jabar, pendamping dari Jateng, dan Dispertan Klaten sendri,” kata dia.
Untuk diketahui, Pemkab Klaten menggenjot produksi ikan melalui program mina padi seluas 20 hektare yang tersebar di Desa Nganjat (Polanharjo), Desa Jimus (Polanharjo), Desa Jeblog (Karanganom), Desa Wunut (Tulung).
Tebar benih ikan di areal persawahan dilakukan pertengahan Agustus lalu. Saat ini, di beberapa lokasi pengembangan mina padi sudah mulai memasuki masa panen.
Agus mengatakan terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh bagi petani saat melakukan program mina padi. Di antara keuntungan itu, petani bisa memperoleh keuntungan ganda, yakni bisa memanen tanaman padi dan ikan nila.
“Minapadi ini juga berfungsi untuk mengantisipasi serangan wereng dan tikus bagi tanaman padi,” katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun, produksi ikan di Klaten terus meningkat dari tahun ke tahun. Produksi ikan di tahun 2012 mencapai 11.000 ton, produksi tahun 2013 mencapai 18.000 ton, tahun 2014 mencapai 25.000 ton, tahun 2015 diharapkan bisa mencapai 26.000 ton.
“Anggaran mina padi ini senilai Rp600 juta. Total benih ikan yang disebar di 20 hektare itu mencapai 1 juta ekor ikan nila,” kata dia.