Esposin, SUKOHARJO–Dalam rangka memperkenalkan pengembangan aplikasi Sertifikasi Online Tanaman Pangan atau SIN TP, Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah mengadakan acara peluncuran aplikasi tersebut di Aula BPSB, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (11/7/2024).
Kegiatan ini juga mendukung kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) angkatan II yang diikuti oleh Kepala BPSB Jawa Tengah.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Kepala BPSB Jateng Ir. Suryono Budi Santosa MM dalam sambutannya menerangkan bidang pelayanan kini telah memasuki era digital. “BPSB [itu] murni dalam pelayanan jasa, maka dari itu kami berusaha bagaimanapun caranya mewujudkan agar semuanya bisa kami layani dengan cepat, akurat dan menguntungkan semua pihak,” paparnya.
Ia menambahkan aplikasi SIN TP sebetulnya telah dirintis sejak tahun 2010, akan tetapi baru beberapa tahun belakangan ini dapat dimaksimalkan fungsinya. “Karena ada kendala baru setelah 11 tahun dapat terealisasi dan di-launching pada tahun 2021, dan Alhamdulillah waktu itu SIN TP mendapat penghargaan 10 inovasi terbaik tingkat Jawa Tengah. Aplikasi SIN TP digunakan oleh produsen dan pengedar benih tanaman pangan se-Jawa Tengah untuk melayani kegiatan sertifikasi 2021-2023 dan mulai tahun 2024 dikembangkan pada kegiatan pengawasan peredaran benih.”
Diakuinya, awalnya banyak pengguna mengeluhkan aplikasi SIN TP. “Di awal penggunaan memang biasa ada kendala, bahkan tidak sedikit pelanggan kami yang protes karena ribet harus pakai aplikasi. Tidak perlu lama, akhirnya dengan cepat aplikasi ini diperbaiki dan dapat dijalankan,”
Menurutnya, SIN TP berdampak luar biasa karena pelayanan dapat menjadi lebih cepat, mudah, dan tertelusur. Akan tetapi juga terdapat risiko sebab BPSB Jawa Tengah menjadi tidak dapat membatasi waktu kerja.
“Kalau dulu dalam satu hari [pelayanan] hanya sampai pukul 15.30 dan dalam satu pekan hanya sampai hari Jumat, kalau sekarang hari Minggu pun pelanggan bisa meminta permohonan di aplikasi,” terangnya.
Budi menerangkan saat ini BPSB Jawa Tengah telah mengembangkan SIN TP dalam hal pendaftaran produsen dan pengedar baru, pendaftaran produsen dan pengedar ulang, serta beberapa hal yang akan menyusul untuk dikembangkan di tahun ini seperti pelayanan pelabelan ulang, dan checking mutu benih.
“Manfaat SIN TP salah satunya untuk mengetahui keberadaan benih di Jawa Tengah pada masing-masing produsen, lengkap dengan varietasnya, sehingga harapannya apabila akademisi butuh [untuk] penelitian nanti bisa terbantu dengan aplikasi ini,” ungkapnya.
Ia berharap setelah pengembangan SIN TP, produsen dan pengedar baru akan lebih cepat dalam proses pendaftaran. Sedangkan harapan untuk produsen dan pengedar lama adalah agar dapat lebih terkontrol serta proses sertifikasi benih tidak terhenti dan akan terus berjalan. Terakhir, pelaporan data stok dan penyaluran dapat menjadi lebih akurat.
Peluncuran SIN TP ini dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng Supriyanto, SP, MP.
“Prinsipnya bahwa SIN TP sudah diakui di Provinsi Jawa Tengah, bahkan menjadi inovasi 10 besar selama tiga tahun. Ya intinya [kami] mencari inovasi yang memudahkan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Supriyanto mengenai aplikasi SIN TP.
“Peluang ini masih bisa dikembangkan lagi selama slotnya masih dibuka. Kami berharap pengembangan SIN TP ada pengaruhnya terhadap bagaimana kita mengetahui persebaran benih di Jawa Tengah, bahkan aplikasi ini akan diduplikasi di Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan di Kementerian Pertanian. Ini adalah kebanggaan daerah yang bisa mendorong suatu aplikasi yang bisa diterima di tingkat nasional.”