Esposin, BOYOLALI - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng-DIY) mengecek benda yang diduga yoni, fragmen arca, hingga pipa saluran kuno yang diperkirakan bagian dari Candi Tawangsari, Ringinlarik, Musuk, Boyolali, Kamis (3/10/2024). Benda-benda itu ditemukan warga setempat.
BPK memperkirakan temuan yang ada di wilayah Ringinlarik tersebut berasal dari zaman klasik Hindu-Budha. Warga setempat selama ini meyakini adanya Candi Tawangsari. Namun, keberadaan Candi Tawangsari tak pernah diketahui sampai akhirnya seorang warga, Narno Sukamto, menemukan objek diduga benda cagar budaya (ODCB) yaitu yoni, fragmen arca, hingga terakota pipa saluran kuno di kebun belakang rumah tetangganya beberapa waktu lalu.
Promosi Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Best Private Bank for HNWIs
Tak hanya mengecek lokasi penemuan di belakang rumah warga, tim dari BPK X juga mengecek arca yang kepalanya hilang di ladang warga di Dukuh Mogol Kulon, Desa Ringinlarik. Pamong budaya ahli muda BPK X Jateng-DIY, Wardiyah, mengatakan kedatangan timnya sebagai langkah tindaklanjut masyarakat yang melaporkan temuan ODCB. “Kami hanya bisa menyatakan temuan ini berasal dari periode klasik Hindu-Budha,” kata dia saat ditemui di lokasi.
Ia menjelaskan awalnya yang dilaporkan ada dua lokasi, tapi ternyata ada tambahan satu lokasi. Yaitu temuan beberapa batu lumpang di ladang masyarakat wilayah Tawangsari. “Kalau kami ingin menyatakan ini sebagai suatu korelasi atau lingkungan, memang bisa dinyatakan mungkin di masa lalu di wilayah ini cukup padat karena sebaran temuannya cukup banyak di wilayah Desa Ringinlarik,” kata dia.
Ia menilai di Dukuh Tawangsari ditemukan yoni dengan latar belakang agama Hindu. Namun, seperti apa struktur bangunan yang menyertai keberadaan yoni, Wardiyah mengatakan belum bisa menjawab. Lalu, diketahui cerat yoni yaitu selur-seluran dan memiliki hiasan tubuh pelipit. Wardiyah mengatakan ukuran yoni cukup besar dan dipahat dengan baik. Ditemukan juga fragmen kaki perwujudan arca di lokasi yang sama penemuan yoni. Namun, hal tersebut belum bisa teridentifikasi. Fragmen kaki arca tersebut dititipkan ke Pemerintah Desa Ringinlarik untuk disimpan.
“Ada juga temuan terakota [pipa saluran air kuno]. Nah, apakah terkorelasi, kami belum tahu. Namun, secara kedekatan iya. Nah, terakota kan juga ditemukan di masa klasik. Adakah suatu hubungan,, kami juga membutuhkan kajian lebih lanjut,” kata dia.
Lalu, di lokasi kedua yaitu area Dukuh Mogol Kulon ditemukan fragmen arca dengan posisi duduk bersila, telapak tangan menghadap ke atas, akan tetapi arca juga belum bisa diidentifikasi. Untuk mengidentifikasi arca, Wardiyah mengatakan dibutuhkan atribut atau aksesoris yang masih dikenali pada arca. “Atributnya sudah tidak terlihat, aksesorisnya juga tidak terpakai. Bahkan, kemungkinan masih ada tali kasta atau justru pakaian dari si tokoh tadi. Di sekitar temuan arca juga ada temuan batu bertakik. Apakah itu ada korelasi, kalau dilihat kedekatannya mungkin iya. Namun, untuk memastikan dibutuhkan kajian lebih lanjut,” jelasnya. Setelah mengecek dan mendata diduga bagian dari Candi Tawangsari, ia mengatakan masih perlu dikaji lebih lanjut.
Wardiyah menjelaskan sebelum penemuan arca hingga yoni di Ringinlarik, sempat pula ada penemuan prasasti Tawangsari di desa tersebut. Soal adakah hubungan prasasti tersebut dengan temuan terbaru, Wardiyah mengatakan hal tersebut masih dikaji. Prasasti Tawangsari telah disimpan di kantor BPK X Jateng-DIY. Prasasti tersebut berisi tentang mantra dan ditemukan pada 2016.
Sementara itu, salah satu warga sekitar, Narno Sukamto, 65, menjelaskan warga menduga area tersebut bagian dari Candi Tawangsari. "Sudah sejak dulu, kepercayaan masyarakat, di sini itu ada candi, namanya Candi Tawangsari. Tapi enggak tahu lokasi tepatnya di mana, cuma memang sudah turun-temurun ada kepercayaan itu," jelas dia. Narno menjelaskan fragmen kaki arca, yoni, dan terakota pipa saluran ditemukan di belakang rumah milik Yoto Kirman, lalu arca tanpa kepala ditemukan di ladang milik Ngatiman, dan lumpang ditemukan di ladang Toyo Sukeni. Semuanya masih berada di wilayah Desa Ringinlarik, Kecamatan Musuk.