Esposin, BOYOLALI -- Desa wisata di Boyolali bertambah dua lagi pada 2023 ini yaitu Desa Sampetan di Kecamatan Gladagsari dan Desa Tarubatang, Kecamatan Selo. Dengan tambahan dua desa itu, kini ada 47 desa wisata di Kota Susu.
Pada 2022, baru ada 45 desa wisata. Penetapan desa wisata itu tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Boyolali Nomor 556/186 Tahun 2023 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Bupati Nomor 556/260 Tahun 2020 tentang Penetapan Desa Wisata di Kabupaten Boyolali.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Budi Prasetyaningsih, membenarkan terkait penambahan dua desa wisata tersebut.
“Tarubatang dan Sampetan memiliki wisata alam dan budaya yang luar biasa. Jadi di dua desa itu memang banyak kelompok-kelompok seni, sehingga kalau masuk desa wisata memang sudah layak,” kata dia saat diwawancarai Esposin, beberapa waktu lalu.
Desa Tarubatang di Selo, Boyolali, mengukuhkan diri sebagai desa wisata dirgantara paralayang. Ketua Pokdarwis Tarubatang, Supriyono, mengungkapkan saat ini 19 pemuda Desa Tarubatang sedang berlatih agar bisa menjadi pilot paralayang.
Selama ini, kegiatan wisata dilaksanakan bekerja sama dengan komunitas paralayang yang beraktivitas di Desa Tarubatang. “Sekarang pemuda Tarubatang menjadi siswa paralayang. Hal tersebut agar wisata paralayang di Tarubatang tidak tergantung pada orang lain,” kata dia kepada Esposin, Senin (28/8/2023).
Selain itu, Supriyono menambahkan Tarubatang ingin punya pemain lokal untuk menciptakan atlet Boyolali sekaligus meramaikan wisata di desa. Supriyono mengungkapkan wisata dirgantara paralayang bisa dinikmati wisatawan pada Sabtu dan Minggu.
Wisatawan yang ingin menikmati pengalaman melayang di ketinggian dengan paralayang dikenai biaya Rp300.000 per orang. Setiap terbang, wisatawan di desa wisata Tarubatang, Boyolali, akan didampingi para ahli paralayang dari TNI AU maupun atlet.
“Para wisatawan akan diajak terbang sepanjang 1,5 kilometer-2 kilometer di atas Tarubatang menyaksikan pemandangan Gunung Merapi, Merbabu, dan sekitarnya,” kata dia.
Selain ada wisata paralayang, ada wisata camping ground yang lokasinya dekat area lepas landas paralayang. Tarif camping ground dimulai dari Rp100.000-Rp500.000 per pemesanan.
Supriyono menjelaskan tarif berbeda-beda tergantung fasilitas dan layanan yang akan didapat para penyewa. Wisata edukasi pertanian atau agrowisata juga ada di dekat lokasi pendaratan paralayang desa wisata Tarubatang, Boyolali.
“Kami menyediakan wisata jip, jadi bisa keliling Tarubatang bahkan Kecamatan Selo naik jip. Kami bekerja sama dengan Selo Jeep Community. Tarifnya Rp500.000 per mobil,” kata dia.
Terpisah, Kades Sampetan, Kadar Wardoyo, mengatakan Desa Sampetan memiliki daya tarik dari sisi pemandangan alam yang luar biasa karena berada di lereng Gunung Merbabu. Ia mengatakan Sampetan, Boyolali, menjadi Desa Wisata Dewa Saga.
Penamaan tersebut terkait keberagaman penganut agama di Sampetan. Kadar mengatakan dalam keberagaman, warga Sampetan tetap rukun sehingga disebut Desa Pancasila.
Kadar mencontohkan saat perayaan hari besar agama Buddha, warga baik yang menganut Islam maupun Nasrani akan turut datang ke rumah mereka. Begitu pun ketika hari besar agama Islam atau Nasrani, pemeluk agama Buddha akan datang ke rumah ke umat yang merayakan.
“Di Sampetan ada sekitar 800 orang yang beragama Buddha, ada sekitar 500 orang agama Nasrani, sisanya muslim. Total warga kami hampir 9.000 jiwa. Toleransi di tempat kami tinggi,” kata dia.