Esposin, SOLO -- Bagas, bocah lelaki usia 7 tahun berjalan di area Pasar Klewer Kota Solo, Jawa Tengah pada Senin (4/4/2022).
Esposin bertemu dengan bocah itu sekitar pukul 09.30 WIB. Pada jam itu, anak seusia Bagas mungkin masih berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Atau, berada di rumah karena sudah pulang sekolah.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Nasib Bagas berbeda. Dia berada di pasar tekstil terbesar di Kota Solo tanpa pendampingan orang dewasa. Ia mencari rongsokan atau barang bekas yang sudah tidak terpakai. Dia mengatakan kepada Esposin, sejak kecil hingga kini tidak bersekolah. Setiap hari, ia berangkat subuh berjalan kaki mencari rongsok di Pasar Klewer hingga sore. "Untuk membelikan adik sepeda," katanya saat ditanya uang yang dikumpulkan akan digunakan untuk apa.
Baca Juga : Efek Pandemi, Jumlah Pekerja Anak di Dunia Naik
Dia mengatakan hanya tinggal bersama ibu dan adik laki-lakinya berumur satu tahun. Bapaknya sudah meninggal dunia. Ibunya juga mencari rongsok untuk menghidupi keluarga. “Dulu bapak pekerjaannya cari rongsok,” ucapnya saat berbincang dengan Esposin di tangga Pasar Klewer, Senin.
Bagas mengaku rumahnya berada dekat di Patung Keris Solo. Tetapi, dia tidak mau menjelaskan detail rumahnya. Berdasarkan perbincangan dengan Esposin, Bagas tidak bisa membaca bahkan untuk menyebutkan nama lengkapnya sendiri dia tidak bisa. “Tidak bisa membaca tapi kalau berhitung bisa,” ucap anak yatim itu.
Bagas mencari rongsok seorang diri. Dia tidak mengenakan alas kaki, hanya membawa tas kecil dan karung. Berdasarkan pengamatan Esposin, banyak orang di Pasar Klewer yang iba kepada Bagas, khususnya pengunjung. Sejumlah orang membelikannya nasi. Dia menolak saat diberi uang.
Pakaian yang dikenakan pun sudah tidak layak. Hari itu, Bagas mengenakan kaos kekecilan dan celana robek pada bagian lutut. Dia mengaku mencari rongsok atas keinginannya sendiri dan bukan karena paksaan dari siapapun. “Pengen nyari rongsok buat beli sepeda adik sama ibu dibolehin,” katanya dengan polos.
Salah satu tukang becak di Pasar Klewer, Suhadi, mengatakan Bagas setiap hari mencari rongsok di sekitar Pasar Klewer. “Setiap hari. Pagi-pagi sudah memungut rongsokan. Bocahnya memang tertutup, tidak cerita banyak tentang keluarganya,” ucapnya.
Hal senada disampaikan penjual cilok di Pasar Klewer, Purnomo. Dia mengatakan bocah itu pendiam dan tidak banyak tingkah. Menurut Purnomo, dia ke Pasar Klewer hanya untuk mencari rongsok lalu pulang.
Baca Juga : Capai 7,67 Persen, Pekerja Anak Masih Jadi Problem Pelik di Jawa Tengah
“Anaknya pendiam. Tetapi, kasihan dia kadang main-main sendiri. Saya juga kurang tahu keluarganya dimana. Yang saya tahu setiap hari dia memang jalan kaki pulang pergi, nyari rongsok. Habis itu dibawa pergi,” tutur dia kepada Esposin.
Purnomo mengaku iba karena anak sekecil itu seharusnya sekolah dan bermain dengan teman-temannya. Bagas justru mencari nafkah untuk keluarganya.