Solo (Esposin) - Polemik pembangunan mal di bekas Pabrik Es Saripetojo terus berlanjut. Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, menduga aksi unjuk rasa menolak pembangunan mal adalah rekayasa politik.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Bibit bersikukuh bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo bukanlah cagar budaya. Dengan dasar SK Walikota Solo tahun 1997 bahwa Saripetojo bukan BCB, menurutnya, kawasan maupun bangunan itu bisa diberdayakan. Terlebih karena menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pemkot Solo, kawasan itu merupakan kawasan perdagangan. ”Saya jelaskan sekali ini dan ini adalah penjelasan resmi dan berikutnya tidak ada penjelasan lagi,” tegasnya.
Bibit juga menglaim masyarakat di sekitar kawasan Saripetojo telah menyetujui rencana pembangunan mal tersebut. ”Semuanya sudah dikomunikasikan dan disetujui oleh semua masyarakat yang ada di sekitar Saripetojo. Nanti masyarakat pasti akan dilibatkan. Bahkan Pemkot Solo sendiri sudah mengizinkan sehingga tidak ada masalah.”
Saat dimintai tanggapan terkait polemik tersebut, Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi), lebih memilih untuk diam. Dia enggan memberikan komentar mengenai polemik tersebut.
sry