Esposin, KARANGANYAR -- Dua warga Klaten meninggal dunia di kawasan objek wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (11/11/2016). Keduanya meregang nyawa setelah kejatuhan dahan pohon bendo sepanjang hampir 2 meter.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Informasi yang diperoleh Esposin, peristiwa nahas itu terjadi pada Selasa siang sekitar pukul 12.40 WIB. Dahan kayu tersebut jatuh karena sudah rapuh. Ukuran dahan tersebut cukup besar, yaitu sepanjang 190 cm dan diameternya mencapai 20 cm.
Kedua warga yang tertimpa dahan kayu tersebut adalah Joko Sunarna, 59, warga Sritinon RT 002/RW 005, Delanggu, Klaten; dan Ria Agus Vina, 22, warga Bakungan RT 005/RW 003, Ngaran, Polanharjo, Klaten. Informasi sementara, Ria merupakan seorang asisten rumah tangga.
Kejadian itu berawal saat kedua korban sedang berwisata bersama anggota keluarga yang lain di Grojogan Sewu. Saat itu, keduanya sedang memberi makan kera-kera yang berkeliaran di kawasan itu dengan kacang rebus, tepat di bawah pohon bendo. Di situlah tragedi berawal.
Karena membawa kacang rebus, kawanan kera pun berdatangan dan berebut makanan. Namun, ulah kera-kera yang berloncatan dan menggoyang pohon bendo yang sudah rapuh itu mengundang maut. Salah satu dahan tiba-tiba patah dan jatuh menimpa kepala kedua korban.
Keduanya langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Karanganyar. Sayangnya, dalam perjalanan menuju lokasi RS yang sangat jauh dari Tawangmangu tersebut, korban meninggal dunia. "Korban luka di bagian kepala," ujar Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, melalui Kapolsek Tawangmangu, AKP Riyanto, kepada Esposin.
Menurut dia, kejadian itu murni kecelakaan. Jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Mereka telah membuat surat pernyataan menolak dilakukannya otopsi terhadap jenasah.
Terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar, Rohadi Widodo, mengaku prihatin dengan musibah tersebut. Dia meminta pengelola objek wisata Grojogan Sewu memangkas dahan dan ranting pohon yang sudah lapuk, dan rawan patah.
Permintaan yang sama dia tujukan kepada pengelola-pengelola objek wisata yang menyuguhkan keindahan pesona alam. Apalagi saat ini sudah masuk musim penghujan. "Tolong kejadian seperti ini diantisipasi," tutur dia.
Rohadi mengatakan banyak sekali objek wisata di lereng Gunung Lawu yang ramai dikunjungi wisatawan. Faktor keselamatan pengunjung harus menjadi prioritas. "Harus ada pengecekan secara periodik kondisi kawasan wisata untuk safety-nya," imbuh dia.