by Aries Susanto Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 22 Mei 2012 - 17:36 WIB
ESPOS.ID - Ilusrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)
SOLO - Anggota Komisi XI DPR RI, Muhammad Hatta berjanji untuk mengupayakan membeli Benteng Vastenburg di Kota Solo dengan memakai APBN. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini bahkan sangat optimistis bahwa benteng peninggalan kolonial Belanda itu akan bisa kembali ke pangkuan negara dalam waktu yang tak lama.
“Saya sangat optimistis Benteng itu bisa dikembalikan kepada negara. Kalau dihitung secara prosentase, ya 99%,” kata Hatta kepada wartawan di sela-sela acaranya menemui konstituen di Pasar Kliwon, Solo, Selasa (22/5/2012). Hatta menegaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya berjanji akan segera berkonsultasi dengan kementerian keuangan. Hal itu penting dilakukan guna mengukur sejauh mana kemampuan keuangan negara dalam menyelamatkan aset-aset bangsa yang telah dikuasi pribadi. “Khususnya Vastenburg itu. Sebab, ini satu-satunya benteng bersejarah di Indonesia yang sampai lepas ke tangan pribadi. Jadi, negara harus bisa merebutnya kembali,” paparnya.
Hatta tak menampik adanya kabut gelap yang menyelimuti proses tukar guling Vastenburg dari TNI ke pihak swasta. Ia juga mencium adanya tangan-tangan penguasa yang berada di balik penguasaan Vastenburg. “Nah, dalam hal ini saya sudah meminta Komisi II yang membidani persoalan ini untuk memanggil pihak-pihak terkait, antara lain BPN (Badan Pertanahan Nasional-red),” paparnya.
Sebelumnya, Hatta mengaku juga pernah melakukan upaya-upaya penyelamatan Vastenburg. Salah satunya ialah mendesak pemerintah agar ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya. “Dan ternyata pemerintah juga mampu. Hal itu terbukti dengan ditetapkannya Vastenburg saat ini sebagai cagar budaya,” akunya.
Ditanya soal pemanfaatan Vastenburg ke depan jika memang telah kembali ke tangan negara, Hatta sangat percaya bahwa masyarakat Solo adalah gudangnya orang-orang kreatif dan cerdas. Sehingga, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pemanfaatan Vastenburg kepada masyarakat Solo. “Warga Solo enggak usah diajari cara memanfaatkan lahan. Sudah banyak orang pandai dan kreatif di Solo itu,” paparnya.
