Esposin, SOLO -- Insiden mobil ambulans dilempari batu di kawasan flyover Purwosari, Solo, Jumat (9/7/2021), membuat Ricky Yudha Pradipta prihatin. Pemilik bengkel Sentral Kaca Mobil di Baki, Sukoharjo, itu menawarkan mengganti kerusakan kaca mobil ambulans itu tanpa memungut biaya.
Ricky menggratiskan biaya penggantian kaca depan mobil ambulans itu sebagai ungkapan rasa keprihatinannya. Dihubungi Esposin, Jumat, Ricky mengaku tahu ada ambulans dilemapari batu lewat media sosial Instagram.
Ia yang memiliki bengkel khusus kaca mobil lantas menawarkan mengganti kerusakan kaca mobil agar ambulans dapat segera digunakan lagi. "Min tolong di info kontak ambulancenya.aku mau menawarkan ganti kaca depannya biar segera bisa buat kerja lagi apalagi kondisi kayak gini. Gratis," tulis Ricky lewat akun @kaca_mobil_solo di kolom komentar unggahan akun @visitsurakarta, Jumat.
Baca Juga: Insiden Ambulans Dilempari Batu Di Flyover Purwosari Solo Akhirnya Dilaporkan Ke Polisi
“Iya saya berkomentar di Instagram, akan mengganti kaca ambulans secara gratis. Kalau saya kapan saja siap mengganti kaca itu,” papar Ricky.
Ricky mengaku sudah berkomunikasi dengan salah satu perwakilan pemilik ambulans yang dilempari batu di kawasan Purwosari, Solo, itu. Namun, ia masih menunggu kabar soal waktu penggantian kaca itu.
Ambulans Tidak Mungkin Dipakai Beroperasi Setelah Dilempari Batu
Ia mengaku tergerak untuk membantu karena ambulans itu mobil amal, bukan milik rumah sakit. Tetapi justru menjadi korban pelemparan batu. “Saya tidak ada maksud apa pun, hanya bisa membantu ini saja karena saya bergerak di bidang bengkel ya saya membantu ini,” paparnya.Baca Juga: Waduh, Ambulans Bawa Pasien Dilempar Batu di Flyover Purwosari Solo
Ricky melihat sekilas tidak mungkin mobil ambulans bisa dipakai dengan kondisi kaca pecah seperti itu seusai dilempari batu di kawasan Purwosari, Solo. Ia menilai kerusakan kaca mobil bagian depan sangat parah sehingga perlu ada penggantian kaca secara keseluruhan.
Sementara itu, Ketua Layanan Umat Muhammadiyah Klaten, Husni Tamrin, kepada wartawan, mengatakan ia mengambil langkah hukum atas peristiwa itu. Ia tidak menoleransi kembali aksi teror ambulans yang kembali menimpa ambulans asal Klaten.
Sebelumnya, teror serupa menyasar ambulans jajaranya. Ambulans itu ditabrak dan penyelesaiannya proses kekeluargaan. “Ini bukan ambulans pasien Covid-19. Saat melintas dari arah timur, posisi rotator menyala dan sirene mati karena tidak sedang membawa pasien darurat. Posisi pulang dari rumah sakit,” papar Husni.