Esposin, SUKOHARJO - Benteng bekas Kraton Kartasura yang terletak di Kampung Krapyak, Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, dalam kondisi rusak.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Pantauan Batu bata yang tertata rapi hancur diterpa air hujan dan terik matahari yang menyisakan lubang menganga. Rumput dan ilalang liar menutupi bangunan benteng seakan tak pernah dijamah manusia. Benteng bekas Kraton Kartasura menjadi bagian penting dari sejarah kejayaan dinasti Kerajaan Mataram Islam di Jawa. Kraton Kartasura memiliki dua benteng yakni benteng bagian dalam bernama Srimanganti dan benteng bagin luar bernama Baluarti. “Kondisi benteng banyak lubang karena dimakan usia dan tergerus alam,” kata juru kunci bekas Kraton Kartasura, R.T. Kerti Hastanadipura, saat ditemui wartawan, Rabu.
Sebenarnya, ada beberapa bagian bangunan lainnya seperti gunung kunci atau taman kerajaan, Masjid Agung, gedung obat dan tangsi Kompeni (barak militer). Seluruh bangunan itu telah dipindah ke Kraton Solo pada 1745 silam. Satu-satunya peninggalan Kraton Kartasura hanya dua benteng, Srimanganti dan Baluarti. Pria yang akrab disapa Haris ini menceritakan saat ini, bekas Kraton Kartasura berubah wujud menjadi kompleks pemakaman. Selain keluarga raja, pemakaman itu dibuka untuk masyarakat umum. Sejak 2005, pengageng Kraton Solo menutup pemakaman di lokasi bekas Kraton Kartasura untuk masyarakat umum. “Dahulu, banyak masyarakat yang berziarah ke pemakaman. Kalau sekarang tidak ada lagi,” ujar dia.
Menurut Haris, selama ini, belum ada bantuan dari pemerintah guna menjaga bekas Kraton Kartasura. Padahal, bekas Kraton Kartasura itu telah ditetapkan sebagai BCB oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. “Belum ada bantuan dari pemerintah padahal kondisi benteng sangat memprihatinkan. Semestinya, pemerintah menaruh perhatian karena bekas Kraton Kartasura ditetapkan sebagai BCB,” imbuh dia. Seorang warga setempat, Purnomo, 42, mengungkapkan benteng bekas Kraton Kartasura menjadi peninggalan sejarah di wilayah Kartasura. Terlebih benteng itu telah ditetapkan sebagai BCB yang mempunyai nilai histori tinggi. Instansi terkait harus memperhatikan bekas Kraton Kartasura agar tidak tertelan gelombang modernisasi. CEBDA X=CGAR “Rumah saya tak jauh dari lokasi bekas Kraton Kartasura. Sejak dahulu seperti itu [kondisi benteng rusak], semestinya ada bantuan dari pemerintahuntuk merawat benteng agar terlihat kokoh,” kata dia.