Esposin, WONOGIRI -- Tiga talut di lokasi pembangunan pabrik kertas PT Prima Parquet Indonesia (PPI) di Dusun Timang, Desa Wonokerto, Wonogiri, ambrol.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Dua orang terempas saat kejadian yang berlangsung pada 7 Februari lalu itu. Salah satu warga Dusun Timang Kulon RT 001 RW 003, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri, mengatakan talut sepanjang 60 meter dengan tinggi 4 meter dan lebar 3 meter tersebut runtuh sekira pukul 15.00 WIB.
“Talut dan fondasi pabrik itu terlalu menjorok ke bibir Bengawan Solo. Akibatnya arus sungai meluber ke selatan. Kebetulan saat itu arus sungai sedang besar karena pintu limpasan air WGM dibuka. Saking derasnya, talut jadi ambrol,” kata dia saat berbincang dengan Esposin, Rabu (15/2/2017).
Sungkono melanjutkan reruntuhan talut itu mengakibatkan Bengawan Solo terbendung beberapa saat. Karena daya air semakin kuat saat terbendung, reruntuhan talut akhirnya terempas. Saat terbendung, air Bengawan Solo meluber ke sisi selatan sungai tersebut.
“Waktu sungai itu terbendung, ada dua orang yang terkena luberan Bengawan Solo. Satu orang bernama Gimo, warga Dusun Timang Ngisoran RT 003/RW 002, Desa Tanjungrejo, Nguter, Sukoharjo. Satunya lagi warga Karanganyar, saya enggak tahu namanya,” imbuh Sungkono.
Dia menambahkan kedua orang itu sempat juga terempas beberapa meter. Kedua orang itu membawa sepeda motor. Kedua sepeda motor itu terseret arus sungai setelah luberan Bengawan Solo surut.
Saat Esposin mendatangi rumah Gimo, dia tidak berada di tempat. Istrinya, Paniyem, mengatakan Gimo sedang bertani di sawahnya. Paniyem membenarkan suaminya sempat terempas sejauh 50 meter saat Bengawan Solo meluber.
“Saat itu suami saya sedang mencari rumput. Dia mengatakan dengan tiba-tiba Bengawan Solo meluber dan mengempaskannya. Setelah terempas, dia langsung berpegangan batang pohon. Untung empasannya itu tak lama, namun sepeda motornya raib” kata dia.
Saat mengetahui motornya raib, Paniyem mengatakan suaminya langsung meminta ganti rugi kepada manajemen PT PPI. “Pada Sabtu [11/2/2017], seorang pemburu lebah menemukan sepeda motor suami saya di Alas Kethu. Akhirnya PT PPI memberikan ganti rugi berupa pembiayaan kerusakan sepeda motor hingga selesai,” ujarnya.
Sementara itu saat Esposin menyambangi pabrik yang sedang dibangun tersebut, baik manajemen PT PPI maupun mandor proyek pembangunan pabrik tidak ada di tempat. Salah satu pekerja yang enggan namanya disebut mengatakan manajemen PT PPI dan mandor proyek sedang berlibur.