Esposin, SUKOHARJO – Talut yang berada di bantaran Sungai Siluwur di Desa Tawang, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Senin (3/4/2017) sekitar pukul 10.00 WIB, ambrol.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Talud itu berumur sekitar setahun yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) pada awal 2016.
Berdasarkan pantauan
Jarak antara rumah penduduk dengan talut yang ambrol hanya beberapa meter. “Jika talut jebol, air sungai bakal langsung merendam puluhan hektare lahan pertanian dan ratusan rumah penduduk. Ada dua desa yang terdampak yakni Desa Tawang, Weru dan Desa Balak, Cawas,” kata Kepala Desa (Kades) Tawang, Maryanto, saat ditemui di lokasi talut ambrol, Selasa.
Talut tanah di Sungai Siluwur kerap longsor saat terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi. Kali terakhir talut tanah longsor pada 2015. Setahun kemudian, BBWSBS merespons dengan membangun talut permanen agar tak mengancam ratusan jiwa penduduk yang berdomisili di dekat sungai.
“Rumah saya tak jauh dari sungai, bisa jadi talud yang ambrol berpotensi jebol sehingga air sungai langsung merendam rumah penduduk,” papar Maryanto.
Dia telah melaporkan peristiwa itu ke BBWSBS agar segera ditindaklanjuti. Petugas dari BBWSBS juga telah menyurvei dan mengukur tanah di lokasi talut ambrol.
“Saya akan meminta ratusan karung ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Sukoharjo. Penanganan darurat talud ambrol harus rampung pada pekan ini,” ungkap dia.
Terpisah, anggota staf Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Samsi, mengatakan petugas telah mendata kerusakan talut yang ambrol. Pendataan dilakukan untuk perencanaan kontruksi pembangunan talut agar tak kembali ambrol.