Esposin, SRAGEN – Tanah pekarangan dan kebun di wilayah Dukuh Pungkruk RT 004/RW 001, Desa Ngepringan, Kecamatan Jenar, Sragen, retak sepanjang 200 meter. Tanah yang retak itu juga ambles sedalam 50 sentimeter.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Retakan tanah itu mengenai rumah Surami, 65. Rumah nenek-nenek itu pun akhirnya dibongkar warga pada Senin (8/1/2018) lalu karena kondisinya sudah membahayakan.
Ketua RT 004/RW 001, Dukuh Pungkruk, Ngepringan, Sugiyo, 49, saat dihubungi Esposin, Selasa (9/1/2018), menyampaikan retakan tanah itu muncul sejak Sabtu (6/1/2018) malam tetapi baru diketahui Surami pada Minggu (7/1/2018) pagi. Tanah retak dan ambles itu terjadi saat hujan deras.
“Karena kondisinya mengkhawatirkan, warga berinisiatif membongkar rumah Surami pada Senin siang. Sebenarnya kami sudah menyarankan kepada Surami untuk mengungsi ke rumah tetangga tetapi Surami kukuh tinggal di bagian rumah yang tidak dibongkar. Sebenarnya ada satu rumah lagi milik Lamin, 35, yang berdekatan dengan retakan tanah itu. Hal itu membuat Lamin waswas,” ujar Sugiyo.
Dia tetap memantau pergerakan tanah itu. Bila ada penambahan retakan, Sugiyo diminta segera melapor ke Polsek Jenar. Dia menilai lokasi di sekitar retakan itu rentan bila untuk hunian.
Sugiyo meminta kepada Pemerintah Desa Ngepringan supaya bisa merelokasi Surami dan Lamin untuk bisa tinggal di tanah oro-oro yang masih dalam lingkup RT yang sama. Kondisi retakan tanah itu menjadi perhatian pimpinan kecamatan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimka) Jenar.
Kapolsek AKP Handoyo bersama Camat Jenar Suharno dan Danramil Jenar meninjau lokasi retakan tanah itu sekaligus menyerahkan bantuan sembako kepada warga setempat. Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman yang menerima laporan tersebut mengatakan warga dan Polsek Jenar sudah bergerak untuk mencari solusi semantara.
Rencananya, kata dia, pengurus RT akan membuat saluran air dengan memasang gorong-gorong sepanjang 200 meter.