Esposin, SRAGEN -- Tiga rumah di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen, terancam roboh karena tanah di bawahnya retak selebar lima sentimeter (cm) dan terus bergerak sejak Minggu (5/2/2017).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen bersama Kasi Ketenteraman dan Ketertiban (Tramtib) Kecamatan Kalijambe, Agus Subagyo, meninjau ketiga rumah tersebut, Senin (6/2/2017).
Ketiga rumah yang terancam itu masing-masing milik Pawarto, 40, di Dukuh Dangrejo RT 06; milik Madyo Suwarno, 62, seorang kepala dusun (kadus) di Dukuh Jagan RT 005; dan rumah Sukiyo, 70, di Dukuh Sendang RT 015.
Kasi Tramtib Kalijambe, Agus Subagyo, saat dihubungi Esposin, Senin sore, menjelaskan kondisi rumah Pawarto terancam karena tanah pekarangannya bergerak. Sedangkan rumah milik Madyo Suwarno dan Sukiyo sudah mengalami retak-retak.
Agus mendapat laporan itu pada Minggu dan baru datang untuk menyurvei pada Senin. “Keretakan tanah itu membahayakan rumah tinggal dan lingkungan. Kalau di jalan ya jalannya bisa putus. Keretakannya hanya 5 cm tetapi dalam ke bawah. Selain tiga rumah itu, di Ngebung juga ada tanah sepanjang 100 meter melingkar juga retak. Penyebabnya faktor tanah yang labil dan intensitas hujan yang tinggi,” ujarnya.
Dia meminta bantuan pemerintah kabupaten untuk membangunkan talut di tebing yang berdekatan dengan rumah penduduk. Selain itu, Agus juga meminta pemerintah segera memperbaiki jalan di kompleks situs Sangiran. Semua itu dilakukan Agus sebagai upaya antisipasi bencana alam di Bukuran.