Longsoran tanah itu adalah yang menerjang dan merusak total rumah milik Jimin, 55, dan almarhum Reso Wiyono, 60. “Sejak Rabu lalu hingga Jumat ini sisa tanahnya sulit disingkirkan, karena bercampur dengan batu dan pepohonan,” ujar Camat Karangpandan, Sugeng Raharto. Peralatan berat berupa ekskavator yang disediakan, saat ini hanya bisa digunakan untuk menyingkirkan tanah yang menghalangi jalur Karangpandan-Matesih. Alat berat itu tidak bisa masuk ke jalan desa karena untuk menuju lokasi longsor, harus melewati sebuah jembatan. Menurut Sugeng, jembatan itu kemungkinan tidak akan kuat menahan beban ekskavator. “Kalau dipaksakan masuk nanti malah jebol,” katanya.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Untuk sementara, sedikit demi sedikit warga setempat dibantu anggota Koramil Karangpandan, menyingkirkan tanah yang menghalangi jalan. Sebelumnya, warga dari tiga RT di sana sepakat untuk bekerja bakti. Saat ini pihaknya lebih mengutamakan menyingkirkan tanah yang mengahalangi jalur evakuasi longsor. “Warga masih waswas karena takut bila terjadi longsor susulan saat hujan,” ungkapnya.
JIBI/SOLOPOS/Farid Syafrodhi