Esposin, SOLO -- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Soloraya menggelar aksi di depan Gedung DPRD Solo pada Kamis (11/7/2024) siang.
Mereka menyoroti beberapa kebijakan dan program yang dianggap bermasalah.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pantauan Esposin, peserta aksi yang mengenakan berbagai jaket almamater serta seragam dari berbagai kampus itu bergerak dari barat di Jl. Adi Sucipto menuju Gedung DPRD Solo.
Tak ketinggalan, beberapa spanduk juga mereka bentangkan selama aksi berlangsung.
Dalam spanduk, bertuliskan “Indonesia (C)emas", “Gapapa Make Upku Luntur, Asal Bukan Keadilan yang Luntur”, “Hanya Polisi Tidur Percaya”, dan sebagainya.
Mereka juga sempat beradu mulut dengan pihak kepolisian karena ban yang mereka bawa sempat direbut oleh personel polisi yang bertugas di situ.
Sebagai gantinya, mereka membakar spanduk.
Di tengah situasi bakar-bakaran itu, Presiden BEM UNS, Agung Lucky Pradita meneriakkan, “Api ini sebagai tanda kobaran semangat kita, kawan-kawan, meskipun ada yang memadamkan”.
Sementara itu, Koordinator Aksi sekaligus Presiden BEM Institut Islam Mambaul Umum (IIM) Solo, Rozin Afianto menjelaskan bahwa aksi tersebut menuntut banyak hal.
Di antaranya rencana pengesahan RUU Penyiaran yang menurutnya akan berpotensi mengekang kemerdekaan berkomunikasi serta memperoleh informasi.
Selain itu, ada program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang menurut mereka alih-alih membantu rakyat, justru memeras rakyat karena ketimpangan ekonomi yang sebelumnya terjadi di kalangan masyarakat.
“Revisi UU TNI/Polri juga yang merupakan puing-puing, sisa-sisa Orde Baru yang harus tidak dilaksanakan, dan karena ini masih pembahasan kami menuntut untuk segera dibatalkan,” kata dia saat ditemui beberapa awak media selepas aksi.
Tuntutan lainnya ialah, lanjut dia, RUU Perampasan Aset yang sengaja ditunda untuk demi kepentingan penguasa semata dituntut untuk segera disahkan.
Serta menggugat Putusan MK Nomor 23 Tahun 2024 yang memberi karpet merah untuk putra Presiden sekaligus melanggengkan dinasti politik yang ada.
“Karena ini merupakan bentuk aspirasi, maka kami pun akan terus mengawal dan menjadi atensi kita bersama. Dan dari Soloraya ini semoga menjadi suara dari seluruh masyarakat Indonesia,” kata dia saat ditanya apakah akan ada aksi-aksi selanjutnya.
Sebelumnya pembubaran massa aksi terjadi, mereka sempat ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Solo, Taufiqurrahman dan Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Solo, Paulus Haryato.
Bersama massa aksi, mereka berdua duduk di area gerbang Gedung DPRD saling mendengarkan masukan satu sama lain.
“Kita akan sampaikan aspirasi ini ke DPR. Karena bagaimana pun ini merupakan suara rakyat,” kata Taufiqurrahman saat berbincang dengan massa aksi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Paulus Haryato.
“Kami apresiasi kajian yang sudah dilakukan oleh kawan-kawan mahasiswa. Ini adalah aspirasi masyarakat. Dan kami akan sampaikan ke DPR,” kata dia.