Esposin, KLATEN -- Sebanyak 17 warga Cawas, Klaten, yang menjadi perantau di Batam dan Tangerang pulang kampung dengan menumpang bus. Mereka tiba di Cawas pada Rabu (25/3/2020) malam dan langsung menjalani pengecekan kesehatan di Puskesmas Cawas pukul 22.00 WIB.
Pengecekan melibatkan tim medis Puskesmas guna memastikan para perantau itu tak membawa virus corona. Berdasarkan data yang dihimpun Esposin, jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Cawas memperoleh informasi terkait belasan perantau yang menumpang bus tiba di Cawas, Rabu malam.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Warga Solo Meninggal Sepulang Dari Prancis Dimakamkan Sesuai Protokol Corona, Ini Penjelasan Lurah
Rombongan itu berasal dari Batam (15 orang) dan Tangerang (dua orang). Guna mengantisipasi persebaran virus corona, rombongan perantau itu diminta menjalani pengecekan kesehatan di Puskesmas Cawas, Klaten.
“Awalnya, kami lakukan sosialisasi di balai desa Burikan, Cawas. Sosialisasi terkait pencegahan virus corona. Berikutnya menjalani pengecekan kesehatan di Puskesmas Cawas,” kata Camat Cawas, M. Prihadi, saat ditemui wartawan di sela-sela Rakor Pencegahan Corona di Pendapa Pemkab Klaten, Kamis (26/3/2020)
RSUD Bung Karno Semanggi Solo Disiapkan Jadi Pusat Perawatan Pasien Corona
Prihadi mengatakan pengecekan kesehatan kepada perantau itu dilakukan sesuai standard operating procedure (SOP). Hasilnya, seluruh warga yang dicek itu dinyatakan sehat.
Mereka diperbolehkan pulang ke rumah dan diminta karantina mandiri selama 14 hari ke depan. Prihadi mengatakan jajaran Muspika Cawas bakal aktif mendata warga yang pulang dari tanah rantau.
Camat Cawas Menekankan Pentingnya Menghindari Kerumunan
Meski dinyatakan sehat saat berada di tanah rantau, jajaran Muspika Cawas berharap warganya yang boro bersedia dicek keehatannya terlebih dahulu sebelum masuk ke kampung halaman.Keluarga Pasien Positif Corona Wonogiri Diobservasi, Jika Ada Kontak Harus Karantina
“Kalau yang semalam [Rabu malam], jumlah perantaunya lumayan besar. Apalagi ada yang dari Batam yang tergolong daerah endemis corona. Ini bagian dari prinsip kehati-hatian. Boleh saja di tanah rantau dinyatakan sehat, tapi tak tahu juga saat menempuh perjalanan ke Cawas,” katanya.
Prihadi menambahkan para perantau Klaten itu bisa saja menyentuh barang-barang yang belum steril selama perjalanan. Karena itu perlu dicek lebih lanjut. Hingga sekarang, dia mengklaim Cawas masih kondusif dan ia berharap akan terus kondusif.
Patroli Social Distancing: Anak-Anak Muda Wonogiri Disuruh Pulang Saat Asyik Nongkrong di Kedai Kopi
Selain fokus mendata orang yang pulang dari tanah rantau, Prihadi bersama jajaran Muspika Cawas juga aktif menyosialisasikan kepada warga terkait pentingnya menghindari kerumunan.
Hal itu termasuk menunda hajatan di beberapa desa di Kecamatan Cawas. “Kami sudah membatalkan enam hajatan warga, baik acara mantenan hingga akikah di empat desa di Cawas. Setelah diberi pengertian, warga bisa memahami. Undangan hajatan itu bisa mencapai 1.000 orang,” katanya.