Esposin, SUKOHARJO -- Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) mengawasi tiga tanggul kritis yang rawan jebol di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo dan Kali Samin, Sukoharjo. Tanggul kritis rencana diperbaiki secara permanen pada 2018.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Ketiga tanggul kritis itu terletak di Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, serta Desa Pranan, Kecamatan Polokarto. Tanggul di bantaran Kali Samin itu longsor saat banjir merendam sebagian wilayah Soloraya pada Juni 2016 lalu.
BBWSBS telah memasang bronjong kawat di lokasi tanggul longsor untuk menahan laju erosi akibat gerusan air sungai. “Ada tiga lokasi tanggul kritis di wilayah Sukoharjo. Kami pantau terus menerus terlebih saat intensitas hujan tinggi,” kata Pejabat Humas BBWSBS, Bambang, kepada Esposin, Rabu (22/11/2017). (Baca: Tanggul Bengawan Solo Kritis, Bupati Wardoyo Kirim Surat ke Presiden)
Saat ini, perbaikan tanggul longsor sifatnya sementara dengan memasang bronjong kawat. Bronjong kawat itu berisi bebatuan yang dicampur material di sepanjang lokasi tanggul yang lonsgor. Hal ini agar tanggul yang longsor tak melebar serta menahan laju erosi sungai.
Sementara perbaikan tanggul yang longsor secara permanen bakal dikerjakan pada 2018 mendatang. “Anggaran perbaikan tanggul sudah diajukan pada tahun depan. Tahun ini belum bisa lantaran keterbatasan anggaran pemeliharaan,” ujar Bambang.
Selama musim penghujan, lanjut Bambang, anggota satuan tugas (satgas) bencana alam disebar ke sejumlah lokasi rawan bencana banjir. Kesiapan satgas bencana alam dilakukan dengan melaksanakan apel upacara dan sarasehan mitigasi bencana banjir berbasis masyarakat pada Oktober lalu. (baca: Warga Kesongo Minta BBWSBS Perbaiki Talut Kali Samin secara Permanen)
Para anggota satgas bakal berkoordinasi dengan sukarelawan bencana alam lainnya untuk memantau ketinggian air sungai saat intensitas hujan tinggi. “Kami selalu koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Sukoharjo saat turun hujan lebat. Warga juga dilibatkan dalam pemantauan ketinggian air sungai,” terang dia.
Sementara itu, Kepala Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Wawan Rubianto Woetarto, mengatakan warga kian waswas dan khawatir saat turun hujan lebat. Tanggul yang longsor berpotensi jebol saat ketinggian air sungai bertambah signifikan. Luapan air sungai bakal menerjang permukiman yang berdekatan sungai.
Kondisi ini harus diantisipasi dengan memperbaiki tanggul sungai yang kondisinya kritis. “Tanggul yang longsor belum diperbaiki hingga sekarang. Saya juga mendapat informasi perbaikan tanggul yang longsor secara permanen dilakukan pada tahun depan,” kata dia.