Esposin, WONOGIRI -- Polres Wonogiri telah resmi menahan 13 orang tersangka pelaku BBM kencing termasuk seorang pengepul yakni Sugeng, Jumat (19/7/2013). Pihak kepolisian menduga kejahatan itu telah dilakukan selama dua tahun.
Hal itu diungkapkan Kapolres Wonogiri, AKBP Tanti Septiyani, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (23/7/2013). Pihaknya telah mencari keterangan dari pihak Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pacitan dan PT Tri Karya Wiguna.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
“Kami sudah mencari informasi dari pihak PLTU Pacitan dan PT Tri Karya Wiguna. Yang salah memang enam orang sopir dan enam orang kenek truk tangki BBM,” katanya.
Ia menambahkan sebenarnya pihak PLTU Pacitan telah mencurigai adanya kekurangan BBM yang didistribusikan selama dua tahun terakhir. Pihak PLTU, lanjut dia, juga telah melakukan komplain dengan PT Tri Karya Wiguna. Namun, dari pihak PT hanya memberikan teguran berupa memotong gaji para sopir dan kenek tersebut sehingga kejahatan tetap berlangsung.
Selain itu, Tanti menyatakan dugaan itu juga didukung dari data kondisi tanah di lokasi BBM kencing di Ngadirojo yang mengeras dan berbau solar. Sebab, di lokasi tersebut didominasi tanah pasir.
Menurutnya, Sugeng yang menjadi pengepul dijerat pasal 53 huruf (c) dan (d) Undang-Undang (UU) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Nomor 22 Tahun 2001 atau pasal 480 KUHP dengan ancaman maksimal empat tahun penjara. Sedangkan sopir dan kenek dijerat pasal 53 huruf (d) UU Migas Nomor 22 tahun 2001 atau 372 KUHP tentang penggelapan dengan ancaman empat tahun penjara.
Di sisi lain, barang bukti berupa enam unit truk, 33 drum dan enam buah tandon telah diamankan pihak kepolisian, Jumat lalu. Namun, enam truk tersebut dititipkan ke pihak PT karena Mapolres tidak bisa menampungnya.
“Semua barang bukti telah kami amankan seperti drum, tandon untuk solar dan enam truk tangki. Namun, enam truk tersebut kami titip rawat ke PT Tri Karya Wiguna karena tidak ada tempat di Mapolres. Kami parkirkan di samping Mapolres, tanahnya ambles. Saat kami parkir di depan Mapolres, kami diprotes para pedagang kaki lima yang tidak mendapat tempat berjualan,” ujarnya.
Terkait titik-titik lain yang kemungkinan untuk kencing, menurut Tanti, belum bisa dipetakan. Sebab, dugaan BBM kencing tersebut biasanya di jalur yang dilintasi untuk distribusi antarkabupaten.