Esposin, WONOGIRI — Puluhan layang-layang aneka kreasi bakal menyemarakkan Festival Layang-Layang Lokal Wonogiri yang digelar Minggu (24/9/2023).
Peserta cukup membayar Rp20.000 untuk memperebutkan berbagai hadiah dan trofi di festival yang digelar di pematang sawah Mbogo Indah, Dusun Kenteng, Desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Tema festival layang-layang kali ini adalah memasyarakatkan olahraga layang-layang. “Kategori lomba meliputi layangan tradisional dan kreasi bebas yang akan diambil juara 1, 2, 3, dengan hadiah trofi dan uang pembinaan,” tulis keterangan postingan yang diunggah di akun Instagram @explore_wonogiri, dikutip Sabtu (16/9/2023).
Selain menyaksikan layang-layang berbagai kreasi, peserta maupun penonton festival bakal mendapatkan hiburan seni musik tradisional angklung.
Melansir berbagai sumber, di beberapa daerah Nusantara, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian.
Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu, kemudian diikat dengan serat rotan.
Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga beberapa bentuk layang-layang tradisional asal Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.
Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat lain di Indonesia, layang-layang digunakan sebagai alat bantu memancing.
Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu dan dihubungkan dengan mata kail.
Di Pangandaran dan beberapa tempat lain misalnya, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar.