Kepala Bidang Pendidikan Non Formal (PNF), Olahraga dan Seni Pelajar, Dinas Pendidikan Sragen, Drs Darmawan MSi, saat ditemui Esposin di Toko Batik Sukowati, Jumat (27/4/2012), lomba ini digelar untuk lebih merangsang kebangkitan para pengusaha batik Sragen.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
“Bersamaan dengan momen hari jadi Kabupaten Sragen, kami mengajak seluruh produsen batik di Sragen bangkit. Motif batik Sragen sudah punya brand tetapi masih diidentikkan dengan motif batik dari Solo. Padahal motif batik di Sragen punya ciri khas, seperti motif flora yang beredar di pasar-pasar sekitar Sragen,” kata Darmawan.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sragen merintis usaha menemukan motif batik khas Sragen dengan mengadakan Lomba Desain Motif Batik, sejak Jumat (20/4/2012) hingga Sabtu (5/5/2012). Diharapkan motif-motif batik yang menjadi ciri khas Sragen akan lahir. “Banyak yang bisa dijadikan motif batik Sragen, misalnya flora, fauna, geografi, padi atau hal lain. Sejauh ini, kami sudah memiliki motif fauna seperti udang dan lembu. Semoga dengan diadakan lomba desain motif batik dapat membangkitkan kreativitas masyarakat," tegas Darmawan.
Tak tanggung-tanggung, Pemerintah Kabupaten Sragen menawarkan hadiah senilai Rp15 juta untuk juara pertama, Rp12,5 juta untuk juara kedua dan seterusnya hingga lima pemenang berturut-turut mengalami penyusutan senilai Rp2,5 juta. Nominal yang diberikan kepada pemenang sebagai bentuk apresiasi atas karya yang dihasilkan. Juri yang dihadirkan untuk mendapatkan lima pemenang pun diambil dari kalangan sejarawan UNS, Balai Besar batik Yogyakarta, Seniman Batik, Desainer dan Pemerhati Batik.
“Sejauh ini sudah ada beberapa peserta yang menyerahkan karya mereka. Lomba ini terbuka untuk umum. Peserta bisa mendapatkan formulir di Dinas Pendidikan maupun toko Batik Sukowati atau melihat website resmi Pemerintah Kabupaten Sragen,” pungkasnya.
Darmawan menambahkan, kebanyakan masyarakat masih mengenal motif batik Sragen sebagai batik Solo. Padahal menurut Darmawan, masing-masing wilayah memiliki motif berbeda-beda. Namun, dia menyadari perajin di Sragen lebih memilih membuat motif batik sesuai selera pasar.
Tautan Situs Internet Pemkab Sragen www.sragen.go.id