Esposin, KLATEN -- Barak pengungsian untuk korban erupsi gunung Merapi yang ada di Purworejo, Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, Klaten diusulkan warga menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Usulan itu dilontarkan karena selama ini Kemalang belum memiliki SMA maupun SMK.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Berdasarkan pantauan Esposin pada Senin (25/11/2013), barak pengungsian yang dibangun pada 1952 itu tidak lagi terawat. Dinding bangunan yang terbuat dari kayu dan gedek sudah banyak yang rusak. Barak berukuran 16 meter x 10 meter itu lantainya juga masih terbuat dari tanah. Bahkan, plafon yang terbuat dari gedek juga sudah banyak yang hancur dimakan usia.
Sementara, halaman barak pengungsian yang berjarak sekitar 12 kilometer dari puncak gunung Merapi tersebut juga banyak ditumbuhi tanaman liar. Selain itu, halaman barak pengungsian yang luasnya mencapai sekitar 1 hektare tersebut justru dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam.
Ketua RW 003, Dompol, Karyana, kepada wartawan, Senin mengatakan warga berkeinginan untuk menjadikan barak pengungsian yang mangkrak tersebut untuk menjadi SMK. Selain tidak lagi dimanfaatkan, selama ini Kemalang juga belum memiliki SMA/SMK.
“Daripada tidak dimanfaatkan, lebih baik barak pengungsian dialihfungsikan menjadi SMK. Kan jadi lebih bermanfaat.”Menurutnya, usulan warga tersebut sudah mendapatkan respon positif dari Pemerintah Desa (Pemdes) Dompol. Lebih lanjut, pihaknya memaparkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten saat ini memiliki tiga barak penampungan pengungsi korban erupsi Merapi yang baru. Ketiga barak itu berlokasi di Kecamatan Prambanan, Karangnongo dan Kebonarum.
“Sedangkan, barak pengungsi di Desa Dompol, Kemalang tidak digunakan lagi, sehingga lebih baik digunakan untuk SMK,” katanya.
Camat Kemalang, Bambang Haryoko, menambahkan selama ini siswa dari Kemalang yang hendak melanjutkan ke SMA/SMK harus menempuh jarak puluhan kilometer. “Sebab, selama ini Kemalang memang belum punya SMA/SMK. Akibat jauhnya akses ke sekolah itu, banyak warga Kemalang yang putus sekolah,” katanya.
Selama ini, sambungnya, masyarakat banyak yang puas hanya dengan menempuh pendidikan sampai di tingkat SMP. Pasalnya, untuk jenjang SMA/SMK, warga harus menempuh jarak yang cukup jauh di Kecamatan Manisrenggo maupun Prambanan.
Pihaknya mengaku sudah mendengar usulan dari masyarakat dan Pemdes Dompol. Rencananya, pihaknya memasukkan usulan itu dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) 2014. “Saya sudah mendapatkan usulan bahwa Pemdes Dompol bersedia jika barak dijadikan SMK tanpa ganti rugi,” paparnya.