Esposin, SOLO — Puncak musim kemarau tahun lalu mengakibatkan struktur tanah di berbagai sisi Taman Monumen 45 Banjarsari (Monjari) merekah. Bahkan, muncul retakan di kursi-kursi di taman tersebut.
Namun, kondisi itu berubah seketika di awal musim penghujan tahun ini. Tanah yang sebelumnya merekah Monjari kini berubah menjadi lahan becek dan tergenang air.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Wajar Ada Lebam di Tubuh Mayat, Begini Penjelasannya
Ahli Lingkungan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Pranoto, saat dihubungi Esposin, Rabu (8/1/2020), menjelaskan rekahan tanah tersebut berubah menjadi liat saat musim hujan. Ia menyebut tanah jenis litosol itu tidak bisa menyerap air secara baik karena tidak memiliki kandungan humus.
“Apabila air tidak terserap jelas bisa merusak bangunan apabila di permukiman penduduk, lalu bisa saja menimbulkan banjir apabila air dalam jumlah banyak. Tentu saja banjir terjadi salah satunya karena penyerapan airnya rendah,” ujarnya.
Ia menjelaskan kandungan tanah serupa berada kawasan di Mojosongo dan Kentingan, Kecamatan Jebres. Menurutnya, kondisi itu cukup membahayakan apabila genangan air tidak meresap dengan cepat.
Cuaca Belum Kondusif, Jalur Pendakian Lawu Masih Ditutup
Kepala Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo, Luluk Nurhayati, mengatakan sumur resapan bisa menjadi solusi Taman Monjari mencegah genangan air maupun tanah becek. Ia menyebut tak menutup kemungkinan lahan itu ditambah pepohonan sebagai pengikat air. Namun, dengan disertai penambahan pupuk kompos atau pupuk kandang untuk membuat tanah tidak terlalu lengket sehingga air lebih cepat meresap.
Salah seorang warga, Kecamatan Banjarsari, Suratno, saat dijumpai Esposin di sekitar Monjari, menyebutkan genangan air di Monjari mulai muncul sekitar dua pekan lalu atau saat Solo sering diguyur hujan. Menurutnya, akibat genangan air itu membuat warga enggan beraktivitas di lokasi genangan air yang sebelumnya dipenuhi rumput.