Esposin, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melakukan presentasi di hadapan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Jakarta mengenai penanganan kawasan kumuh, Rabu (26/10/2022).
Luasan kawasan kumuh Kota Solo berkurang signifikan sejak 2017. Dari yang tadinya 359,55 hektare pada 2017 menjadi 118 hektare pada 2021 atau berkurang sekitar 70% dalam empat tahun.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Gibran menjelaskan upaya penanganan kawasan kumuh yang dipresentasikan kepada Menteri PUPR yakni wilayah Kelurahan Mojo dan Kelurahan Semanggi di Kecamatan Pasar Kliwon. “Iya kemarin itu penanganannya kolaborasi pentahelix,” kata putra sulung Presiden Jokowi itu kepada wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (27/10/2022) pagi.
Gibran mengatakan kepala daerah yang hadir untuk presentasi mengenai penanganan kawasan kumuh bukan hanya Solo tapi ada juga sejumlah daerah liannya, termasuk dari Kalimantan. Materi yang disampaikan termasuk penataan kawasan di pinggiran sungai.
“Kawasan kumuh masih ada. SK [Keputusan Wali Kota Solo No 640/69.9 tentang Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kota Solo] terakhir 2020 sekitar 135,971 hektare. Sekarang sudah banyak sekali penurunannya tinggal merampungkan sisa-sisanya,” ujarnya.
Baca Juga: Luas Kawasan Kumuh Kota Solo Berkurang Hampir 70%, Gibran Beberkan Strateginya
Sebelumnya, luasan kawasan kumuh di Kota Solo berkurang hampir 70% dalam empat tahun terakhir, dari semula 359,55 hektare pada 2017 menjadi 118 hektare pada 2021.
Kolaborasi Membangun Rumah di Kawasan Kumuh
Koordinator Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Solo, Cornelius Tri Cahyo, menjelaskan Kotaku Solo melakukan update data lagi untuk disahkan menjadi Keputusan Wali Kota Solo tahun ini. “Karena yang 118 [hektare] itu baru estimasi. Finalnya nanti kalau sudah di-SK-kan,” katanya kepada Esposin, belum lam ini.Menurut Tri Cahyo, penanganan kawasan kumuh Kota Solo berpusat pada tiga lokasi pada tahun ini, masing-masing di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon tahap dua dengan pembangunan 316 unit rumah. Kemudian 63 rumah di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, dan 136 rumah di Semanggi bagian utara, Kecamatan Pasar Kliwon.
Baca Juga: Wow! Luasan Kawasan Kumuh Kota Solo Berkurang Hampir 70% dalam 4 Tahun
Progres pembangunan sekitar 70 persen. “Pembangunan rumah kolaborasi dengan Shopee. Pemkot Solo dari APBD untuk jaringan listrik dan air PDAM. Kotaku ada Rp29,6 miliar untuk pembiayaan pembangunan jalan, drainase, sanitasi, perpipaan air bersih, dan ruang terbuka hijau,” paparnya.
Dia menjelaskan anggaran setiap unit rumah sekitar Rp50 juta. Sebagai informasi, puluhan keluarga menempati hunian di lahan milik negara sebelum diminta pindah sementara. Pemerintah melalui Kotaku serta Pemkot Solo membangunkan hunian layak huni bagi mereka.
Sementara mengenai status lahan pada hunian yang dibangun tersebut masih dalam proses serah terima/berita acara serah terima barang milik negara ke barang milik daerah. “Nanti serah terima di Pemkot dulu. Menunggu kebijakan Pemkot. Warga terdampak penataan akan balik ke rumah layak huni ketika pembangunan rampung,” ujarnya.