Esposin, SOLO -- Tradisi Sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW akan kembali digelar di Keraton Solo. Tradisi ini sempat absen pada dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19.
Pada penyelenggaraan sekaten, biasanya ada pasar malam selama satu bulan penuh. Puncak acara Sekaten adalah Grebeg Maulud Nabi berupa kirab gunungan. Prosesi ini merupakan akulturasi budaya Jawa dengan Islam yang sudah berlangsung ratusan tahun.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Kepastian diadakannya kembali Sekaten pada tahun ini diungkapkan Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KRA Dani Nur Adiningrat, saat diwawancarai Esposin, Rabu (13/7/2022).
Menurut Dani, tradisi sekaten Keraton Solo tahun ini akan diadakan, namun tetap melihat kondisi pandemi Covid-19 yang masih mengancam. "Sekaten memang diadakan setiap tahun, tetapi melihat juga kondisi saat ini adanya pandemi Covid-19. Untuk ritual Miyos Gongso tahun ini tetap diadakan," ujar Dani.
Miyos Gongso adalah ritual menyambut peringaran Maulid Nabi Muhammad SAW, yang ditandai dengan keluarnya gamelan pusaka menuju Masjid Agung. Nantinya puncak acara Sekaten, Miyos Gongso, akan dilakukan dengan mengeluarkan gamelan keramat milik keraton yaitu Gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari dari Pagongan.
Baca Juga: Gamelan Ditabuh, Sekaten Solo DimulaiGamelan tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu sebelum diarak menuju Masjid Agung Solo. "Gamelan dibersihkan dulu, nanti dibawa ke Masjid Agung, disusul kemudian oleh gunungan. Intinya adalah peringatan Maulid Nabi, gamelan ditabuh terus ada gunungan," ucapnya.
Kirab Gunungan
"Wilujengan puncak acara, tabuh gamelan dari Ashar sampai Magrib, Jumat libur, selama seminggu penuh," jelasnya. Dikutip dari laman resmi pemerintah Kota Solo, surakarta.go.id, pada penyelenggaraan sekaten biasanya ada pasar malam selama satu bulan penuh.
Baca Juga: Pengumuman! Keraton Solo Kembali Tiadakan Gerebeg Maulud, Ini AlasannyaKemudian acara Grebeg Maulud Nabi berupa kirab gunungan sebagai puncak acara. Tradisi ini berawal dari Wali Songo untuk menarik perhatian masyarakat terhadap agama Islam.
Sekaten dipercaya sebagai perpaduan antara kesenian dan dakwah karena melalui acara inilah masyarakat diperkenalkan dengan agama Islam. Saat itu banyak masyarakat yang menyukai alat musik gamelan, sehingga pentas kesenian ini selalu digelar pada hari penyelenggaraan sekaten di Keraton Solo.
Prosesi itu pula yang masih dipertahankan hingga kini. Dalam pergelarannya dilakukan tahapan menabuh gamelan yang diarak ke Masjid Agung hingga dikembalikannya gamelan sekaten sebagai tanda berakhirnya acara upacara sekaten.
Baca Juga: Gamelan Sekaten Dipindahkan dari Keraton Solo ke Masjid AgungBiasanya rangkaian pagelaran ini berlangsung pada 5-12 Rabiulawal, dimana gamelan terus ditabuh nonstop secara bergantian. Setelah itu acara berlanjut pada prosesi Numpak Wajik dan Grebeg Muludan.
Untuk tahun ini, Maulid Nabi SAW jatuh pada 8 Oktober 2022. Sehingga kalau ada pasar sekaten akan diadakan pada September sampai Oktober.