BOYOLALI--Asosiasi Peternak Sapi Boyolali (Aspin) membidik peluang pangsa pasar sapi bakalan. Mereka mulai mengembangkan usaha pembibitan sapi untuk meraih target tersebut.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Sebagaimana disampaikan Ketua Aspin, Suparno saat ditemui Esposin di Boyolali, Kamis (13/6/2013).
“Sudah ada sekitar 40 ekor sapi betina yang dikembangkan kelompok di Tegalgiri, Nogosari. Target minimal, ketersediaan sapi bakalan pasar lokal bisa kami penuhi,” katanya.
Sejauh ini, lanjut dia, sapi bakalan dipasok dari berbagai kota. Antara lain Wonogiri dan beberapa daerah di Jawa Timur.
Spekulasi kelompok Apin disebutkan Suparno mulai mengarah penyediaan modal lewat perguliran kredit. Dia mengatakan peternak mengambil celah subsidi berupa bantuan bunga oleh pemerintah. “Karena itu merupakan program, jadi kami mengambil bagian dalam produksi, memperbanyak populasi sapi,” tukasnya.
Sedikitnya, terusnya, kredit lunak senilai Rp2 miliar bakal dipergunakan peternak Aspin. Suparno menerangkan dalam setahun, peternak menanggung suku bungan empat persen. “Delapan persen disubsidi pemerintah via Kementerian Keuangan, jenjang kredit tiga tahun dan asumsi kami setahun sapi sudah produktif,” jelasnya.
Suparno dan anggotanya berencana mengalokasikan kredit tersebut untuk pengadaan sapi betina. Sistem pembibitan disebutnya menggunakan inseminasi buatan, yakni dengan jenis simental dan limosin. “Pada dasarnya peternak sudah memiliki kandang, jadi alokasi lain ntuk rehab kandang dan pasokan pakan,” tandasnya.
Dia belum menerangkan target produktivitas pembibitan itu. “Target setiap tahun di Indonesia adalah 200.000 ekor sapi, kami berupaya mengambil bagian dalam meraih kebutuhan sebanyak itu,” kata Suparno.