Esposin, BOYOLALI - Seluruh perpustakaan di Boyolali akan dibakukan menjadi perpustakaan berbasis elektronik. Untuk mengoptimalkan fungsi perpustakaan, Pemkab setempat menyediakan anggaran Rp6 miliar.
Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengatakan Pemkab masih memiliki anggaran senilai Rp14 miliar yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan layanan publik di bidang kearsipan, setelah pelaksanaan Pilkada sistem elektronik di Boyolali pada tahun depan batal.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
“Oleh maka itu, silahkan mau dianggarkan berapa [untuk optimalisasi perpustakaan]. Sementara saya iming-imingi dengan Rp2 miliar [untuk perpustakaan berbasis elektronik] dan Rp4 miliar untuk pengoptimalan gedung,” kata Seno saat dijumpai Seno mengatakan seluruh perpustakaan di Boyolali harus dibakukan menjadi elektronik. Maksudnya, kata dia, setiap masyarakat yang hendak mengakses layanan informasi, terutama buku di perpustakaan, bisa melalui jaringan Internet. Selain itu, Pemkab juga berencana memasang instalasi wifi di setiap perpustakaan, baik milik pemkab, pemerintah kecamatan, maupun pemerintah desa. “Kalau dulu seperti di Museum Radyapustaka, Solo. Ide [digitalisasi] sejak tahun 80-an. Lembaran kertas masing-masing difoto. Ya, oleh orang Amerika. Museum Radyapustaka saat itu merupakan satu-satunya perpusakan di Indonesia yang sudah elektronik," kata Seno.
Sementara itu, anggota staf Seksi Perpustakaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Boyolali, Joko Wahana, mengatakan selain pengoptimalan fungsi perpustakaan dengan pengembangan infrastruktur dan layanan, Pemkab juga perlu menjangkau peningkatan mutu pengelola atau sumber daya manusia (SDM) yang tersedia.