Esposin, KLATEN -- Sejumlah orang tua dan guru di Klaten berharap kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka segera diberlakukan.
Tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) masih mengkaji kembali bergulirnya KBM tatap muka di sekolah.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Orang tua siswa SDN 1 Kendalsari, Kecamatan Kemalang, Klaten, Parmin, 36, dan Subiyem, 31, mengatakan sejak ada pandemi Covid-19 anaknya yang kini duduk di kelas 4 SD mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Materi pembelajaran disampaikan guru melalui WhatsApp (WA).
Begini Penjelasan BMKG soal Awan Tsunami di Meulaboh Aceh
Parmin mengatakan tak ada kendala soal sinyal Internet meski rumahnya berada di lereng Gunung Merapi. Terlebih di rumahnya sudah dilengkapi perangkat Wifi. Hanya, Parmin mengaku terkadang kesulitan mengikuti materi pembelajaran yang diterima anaknya.
Selain itu, anak mulai jenuh terlalu lama mengikuti pembejalaran dari rumah. Sesekali anaknya menyampaikan keinginan kembali belajar dan bertemu dengan teman-temannya di sekolah.
“Anak itu sudah jenuh, ingin masuk sekolah. Tetapi bagaimana pun kami bisa memaklumi karena kondisinya sedang seperti ini,” kata Parmin saat ditemui di rumahnya, Senin (10/8/2020).
Cek Fakta: Jokowi Serahkan Jabatan Presiden ke Prabowo [HOAX]
Takut Anak Lupa
Meski memaklumi, orang tua siswa di Klaten ini berharap KBM tatap muka di sekolah bisa kembali bergulir meski harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat.“Inginnya kalau bisa masuk seperti biasa. Kekhawatiran kami sebagai orang tua itu anak-anak lupa dengan belajarnya,” kata Subiyem.
Senada dengan orang tua siswa di Klaten, seorang guru di SDN 1 Kendalsari, Sardju, juga setuju KBM tatap muka diterapkan. Dia mengatakan ada 200-an siswa di SD tersebut. Selama empat bulan terakhir, PJJ diberlakukan alias tak ada pembelajaran tatap muka di sekolah.
Reaktif Rapid Test Covid-19, KPPS & Pengawas TPS Pilkada Sukoharjo Siap-Siap Diganti
Kegiatan PJJ dilakukan guru dengan memanfaatkan aplikasi ponsel dan rata-rata menggunakan WA. “Ada kendala itu soal akses sinyal. Itu hanya beberapa persen saja,” jelas Sardju.
Untuk mengatasi permasalahan itu, salah satu cara yang dilakukan yakni guru mendatangi rumah siswa dan menggelar pembelajaran secara berkelompok dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Sardju mengakui sejumlah siswa dan orang tua di Klaten sudah menyampaikan keinginan mereka agar KBM tatap muka bisa kembali bergulir. “Anak sudah mulai jenuh. Kangen dengan teman-temannya di sekolah,” jelas Sardju.
Dukung Dunia Wirausaha Bangkit, Diplomat Success Challenge XI Siap Digelar
Sardju berharap KBM tatap muka bisa diizinkan kembali digelar meski dengan pembatasan jam masuk serta jumlah siswa yang mengikuti KBM.
“Harapannya karena sekolah ini berada di wilayah zona hijau [tidak ada kasus persebaran Covid-19] bisa diizinkan untuk menggelar tatap muka entah sekali dalam sepekan ada dua kali dalam sepekan. Sebenarnya dari komite sudah mempersilakan karena daerah sini dipandang aman,” urai dia.