Esposin, KLATEN – Festival Candi Kembar di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan kembali digelar. Kirab gunungan menjadi salah satu rangkaian festival yang sudah memasuki penyelenggaraan kali kelima tersebut.
Kirab gunungan digelar Sabtu (8/9/2024) siang. Sebanyak delapan gunungan hasil bumi diarak warga dari parkiran utara Candi Sewu hingga lapangan timur Candi Plaosan, tempat festival digelar selama tiga hari.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Gunungan-gunungan itu kemudian dijajar di depan panggung acara diawali dengan atraksi seni dan budaya warga masing-masing dukuh di Bugisan.
Sabtu sore, ratusan warga yang mengelilingi lokasi kegiatan berlarian memperebutkan isi gunungan setelah mendapatkan aba-aba dari panitia. Mereka saling berdesakan demi mendapatkan aneka hasil bumi berupa sayur mayur, buah-buahan, hingga ingkung. Kurang dari lima menit, isi gunungan ludes menyisakan kerangka bambu.
Kirab Gunungan Festival Candi Kembar serta serangkaian penampilan seni dan budaya tak hanya menarik perhatian warga setempat. Wisatawan mancanegara juga terlihat mendatangi festival tersebut yang berlokasi tak jauh dari Candi Prambanan.
Sementara itu, Festival Candi Kembar digelar selama tiga hari, Jumat-Minggu (6-8/9/2024). Aneka atraksi seni dan budaya ditampilkan di panggung pertunjukan yang berdiri di lapangan timur Candi Plaosan atau yang dikenal dengan sebutan Candi Kembar.
Pelaksana Tugas (Plt) Camat Prambanan, Tomisila Adhitama, mengatakan penyelenggaraan festival untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya khususnya di Bugisan. “Festival juga bertujuan untuk memberikan daya tarik wisatawan domestik maupun mancanagera, menggali potensi terutama seni dan budaya, serta mengembangkan UMKM di sekitar Candi Kembar,” jelas Tomisila.
Festival diisi dengan serangkaian pertunjukan seni dan budaya oleh warga Bugisan maupun para penampil dari luar wilayah. Pada hari pertama atau Jumat (8/9/2024), festival dimeriahkan dengan lomba mewarnai Candi Kembar, tari Konyil Ayu, gejog lesung Setyo Puspita Laras, tari Mbulak Ombo, tari Sorak Gumyak, serta jatilan Dulang Cempaka.
Pada Sabtu (8/9/2024), rangkaian festival dimeriahkan dengan kirab gunungan, karawitan Cokro Anom Nuswantara, penanaman bibit pohon deluwang, tari Bali Solah Gatra, sendratari Maharatu Pramodawardhani, fashion show Batik Ecoprint, karawitan Sekar Tanjung, wayang Ki Dalang Cilik, srandul Eko Budaya, serta tari kolosal Ramayana Solah Gatra.
Rangkaian kegiatan berlanjut pada Minggu (9/9/2024) diisi dengan pementasan jatilan Kuda Santosa, musik etnik Pring Sedapur, musik etnik Patrol Jember bersama Ki Mujar Sangkerta, pentas akustik dangdut, band pop rock, hingga ditutup dengan pesta kembang api. Rangkaian kegiatan dimulai dari sore hingga malam.
Festival tahun ini mengusung tema Green Heritage. Tema itu diangkat untuk mendukung konsep pariwisata yang fokus menjaga pelestarian lingkungan dan mendukung warga lokal.
Kepala Desa (Kades) Bugisan, Heru Nugroho, mengatakan festival menjadi agenda rutin tahunan yang digelar di Bugisan. Awalnya, festival itu digelar swadaya. Festival itu kemudian mendapatkan dukungan anggaran dari Pemkab Klaten.
Festival Candi Kembar mendukung pengembangan pariwisata di Bugisan yang menawarkan berbagai paket wisata, mulai dari outing class hingga keliling kampung mengendarai transportasi tradisional.
Pengembangan wisata di Bugisan mendulang prestasi. Desa tersebut masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada 2022 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Tak hanya itu, Bugisan menjadi juara 2 program Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang digelar Kemenparekraf pada 2023.
Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan festival menjadi ajang untuk melestarikan seni dan budaya local. Dia berharap festival itu bisa meningkatkan potensi wisata yang ada di Bugisan. “Selain itu bisa menambah pendapatan asli desa serta memberdayakan UMKM. Saya apresiasi panitia yang menyelenggarakan festival. Semoga ke depan festival ini semakin lebih mantap dan meriah,” ungkap Mulyani.