Esposin, BOYOLALI—Aktivitas Gunung Merapi meningkat, Kamis (27/3/2014) siang. Sebagian warga di Kecamatan Selo dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, sempat panik lantaran selain mengeluarkan suara gemuruh yang cukup keras, juga terasa getaran selama beberapa menit. Namun secara visual, kondisi puncak Merapi tidak terlihat lantaran tertutup mendung.
Sementara di Desa Sangup, Kecamatan Musuk, terjadi hujan pasir tipis. Petugas Pos Pengamat Gunung Merapi di Selo, Alzwar Nurmanaji, saat dihubungi melalui ponselnya, Kamis, membenarkan adanya peningkatan aktivitas gunung paling aktif di Indonesia tersebut. “Benar. Tadi terjadi letusan freatik sesaat, sekitar pukul 13.12 WIB,” ungkap Alzwar.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Diakuinya, seiring dengan aktivitas vulkanik tersebut terdengar suara gemuruh dari arah puncak Gunung Merapi serta getaran di wilayah Selo dan sekitarnya. Namun menurut informasi yang diterimanya, belum ada dampak dari aktivitas tersebut untuk wilayah Kabupaten Boyolali.
“Menurut informasi wilayah yang terdampak di Boyolali belum ada, hanya beberapa di wilayah Klaten,” katanya.
Namun selepas letusan tersebut, lanjut dia, tidak terjadi aktivitas susulan. “Cuma satu kali. Sampai saat ini menurut rekaman seismograf masih landai saja,” terangnya.
Status Gunung Merapi pun masih aktif normal. Suara gemuruh dan getaran seiring letusan Gunung Merapi itu dirasakan sebagian besar warga di Kecamatan Selo dan Kecamatan Musuk.
Warga Selo Tengah, Kecamatan Selo, Joko Purnomo, mengatakan akibat suara gemuruh dan getaran itu, warga sempat panik. “Ya sempat ada yang panik karena dikira ada gempa,” ungkap Joko.