Esposin, SOLO — Pemahaman tentang iklim global menjadi salah satu tema yang dibahas SMPN 9 Solo dalam program Sekolah Penggerak. Kreativitas dan nalar kritis siswa didorong untuk merespons krisis iklim yang belakangan melanda belahan bumi. Beragam karya daur ulang, lukisan, poster hingga puisi dibikin siswa sebagai kampanye terhadap pencegahan pemanasan global.
Sejak pekan lalu karya-karya siswa tersebut dipajang di Aula SMPN 9 Solo dalam Pameran Hasil Karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Karya tersebut di antaranya tong sampah dari rangkaian tutup botol bekas, tempat pensil botol plastik yang dihias dengan limbah kertas hingga pot dari limbah pakaian bekas yang diolah dengan semen.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Ada pula galon bekas yang dicat sebagai hiasan rumah serta pot. Sejumlah poster ajakan berhemat air, hemat listrik serta memilah sampah juga mewarnai pameran.
Baca juga: Dana Sertifikasi Terkucur, Kemampuan Guru Belum Meningkat
Kepala SMPN 9 Solo, Diah Pitaloka, mengatakan iklim global menjadi salah satu tema yang dipilih sekolah untuk pembelajaran Sekolah Penggerak tahun ini. Pihaknya berharap tema tersebut dapat merangsang nalar kritis siswa terhadap sejumlah problem lingkungan. Diah mengatakan siswa dibebaskan merespons tema sesuai kemampuan dan ketertarikannya.
"Mereka bisa memanfaatkan barang bekas di sekitar rumah seadanya misal kardus atau botol bekas. Di sini mereka diajak mengoptimalkan barang yang ada, tidak selalu beli barang baru," ujar Diah saat ditemui Esposin di sekolah setempat, Selasa (23/11/2021).
Tak hanya prakarya daur ulang, siswa pun ada yang bikin lukisan, poster sampai puisi. Diah mengatakan karya tersebut merupakan proyek individual siswa setelah pendampingan selama tiga bulan. Menurut Diah, setiap kelas didampingi tiga guru untuk melaksanakan kegiatan dalam modul Sekolah Penggerak.
Baca juga: Vaksinasi VR untuk Siswa SD di Solo Ditarget Selesai Sebulan
Dia menyebut setiap kegiatan diarahkan untuk pendidikan karakter serta mewujudkan profil pelajar Pancasila. "Besok Jumat [26/11/2021] kami juga ada pendampingan antiperundungan. Itu juga termasuk bagian program Sekolah Penggerak," ujar Diah Pitaloka.