Sragen (Espos)--Aksi penolakan pemakanan jenazah tersangka teroris yang tewas dalam penggrebekan di Mojosongo, Jebres, Solo meluas.
Kini giliran masyarakat tergabung dalam Forum Masyarakat Masaran Anti Terorisme (FMMAT) Sragen menggelar aksi turun ke jalan menolak rencana pemakaman tersangka teroris, Senin (28/9) sore.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Aksi penolakan ini dilakukan dengan memasang spanduk di 10 titik wilayah Masaran yang intinya menolak berbagai bentuk aksi terorisme sekaligus menolak pemakaman tersangka teroris di wilayah Kecamatan Masaran. Berdasarkan pantauan Espos di lapangan, beberapa spanduk yang terpasang bertuliskan Masyarakat Masaran secara tegas menolak segala bentuk aksi terorisme serta bumi leluhur masaran bukan makam para teroris terpampang di pertigaan Pasar Masaran serta jembatan Sari Pringanom.
Ketua FMMAT Joko Susilo ketika dihubungi Esposin, Selasa (29/9) mengatakan jumlah spanduk penolakan teroris telah dipasang di 10 titik yang tersebar di wilayah Masaran. Pemasangan spanduk itu dilakukan berdasarkan kesepakatan warga yang merasa gerah dengan adanya aksi terorisme. Apalagi sempat beredar kabar salah satu jenazah tersangka terorisme yang tewas dalam penggrebekan di Mojosongo Solo akan dimakamkan di wilayah Masaran.
"Pemasangan spanduk merupakan sikap warga Masaran yang menolak segala bentuk aksi terorisme," tegasnya.
Joko mengatakan selama ini warga Masaran dan umumnya warga Sragen tidak ingin wilayahnya dicap sebagai sarang atau tempat penguburan tersangka teroris. Sehingga jika ada yang berpendapat mestinya seorang muslim harus menerima dan menguburkan jenazah kaum muslim, pihaknya justru balik bertanya. isw