Esposin, KLATEN -- Ratusan orang menyerang Ngeseng, Desa Jambukulon, Ceper, Klaten, Senin (29/8/2016) malam. Aksi massa yang mengenakan atribut pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menyebabkan 21 rumah rusak. Atas aksi itu pengurus PSHT meminta maaf.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Pascaaksi massa yang terjadi di Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, pengurus PSHT menggelar pertemuan dengan warga. Dalam pertemuan itu, pengurus PSHT menyampaikan permintaan maaf terkait kerusakan rumah warga serta korban luka.
Baca juga: Kronologi Penyerangan Ngeseng; Warga Minta Ganti Rugi; Beredar Broadcast Ajakan
Ketua Cabang PSHT Klaten, Mardjono, mengatakan pada Rabu (31/8/2016) siang, pihaknya menggelar pertemuan dengan perwakilan warga serta Kepala Desa (Kades) Jambukulon. Dalam pertemuan itu dilakukan penandatanganan perdamaian.
“Ada berita acara kesepahaman antara PSHT dengan perwakilan warga yang salah satunya menyatakan semua tidak masalah dan tidak ada permasalahan. Kemudian sesuai arahan Pak Kapolres, pada Rabu sore PSHT menggelar pertemuan dengan polres, kepala desa, serta warga yang terkena musibah,” jelas dia saat dihubungi Esposin Kamis (1/9/2016).
Mardjono mengatakan dalam pertemuan itu pihaknya menyampaikan permintaan maaf atas aksi massa yang dilakukan ratusan anggota PSHT pada Senin malam di Dukuh Ngeseng.
“Kami juga utarakan AD/ART yang ada di PSHT komitmen kami itu persaudaraan. Jadi, istilahnya menentang keras dengan membuat kerusuhan,” katanya.
Terkait kerusakan yang terjadi pada sejumlah rumah warga, Mardjono mengatakan segera berkoordinasi dengan pengurus PSHT lainnya guna meninjau rumah-rumah yang mengalami kerusakan.
“Kami coba untuk membantu ganti rugi. Kemudian, untuk warga yang terkena sabetan parang yang saat kejadian melintas di lokasi, kami datangi rumahnya. Kami bersama adik-adik warga PSHT juga meminta maaf. Kami juga bersedia untuk membantu pengobatan,” ujar dia.