Esposin, KARANGANYAR—Sejak dicanangkan sebagai Desa Wisata Batik pada 2020, keunikan dan daya tarik Desa Girilayu, Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar dinilai belum juga dikenal masyarakat lebih luas.
Citra produk batik Girilayu juga belum begitu dikenal wisatawan secara lebih luas. Padahal berbagai upaya sudah dilakukan untuk lebih mengenalkan Girilayu.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Terkait hal tersebut, Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mencoba ikut mengembangkan potensi desa itu.
Upaya dilakukan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kompetitif Nasional, Pengembangan Desa Wisata Batik di Desa Girilayu Berbasis Local Wisdom Menuju Global Market mengembangkan Program Pengembangan Desa Wisata Batik Girilayu. Program tersebut telah dimulai sejak Mei hingga Oktober 2022.
Baca Juga: Ada Berapa Sih Desa Wisata di Kabupaten Karanganyar? Ini Daftarnya
Kegiatan antara lain pengembangan pengetahuan tentang produk yang akan menciptakan nilai produk batik. Selain itu mereka juga merancang identitas brand Desa Wisata Batik Girilayu serta produk batik Giriarum.
Dilakukan juga pemberdayaan sumber daya manusia pada BUMDes dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan pengembangan taktik pemasaran melalui strategi foto produk dan pemasaran online.
Ketua tim KPM, Yayan Suherlan, mengatakan kegiatan tersebut juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab akademisi kepada masyarakat.
“Kegiatan ini penting sebagai bentuk daya dukung LPPM-UNS kepada seluruh elemen masyarakat Girilayu sebagai bentuk tanggung jawab akademisi sebagai elemen pentahelix dalam bidang pariwisata. Akademisi berperan penting dalam memberikan pandangan dan analisis berdasarkan objektivitas data di lapangan, serta dapat memberikan formula yang tepat guna kemajuan program wisata,” ujarnya dalam siaran pers UNS, baru-baru ini.
Baca Juga: Ekspedisi UMKM 2022: Kisah Perjuangan Pengrajin Batik Girilayu Karanganyar
Desa Girilayu dipilih karena memiliki potensi wisata alam yang menarik di lereng Gunung Lawu. Masyarakatnya juga dikenal sebagai pembatik yang andal.
Batik Girilayu identik dengan batik yang dibuat dalam lingkup Istana Mangkunegaran. Konon, keterampilan membatik secara turun temurun tersebut merupakan warisan dari nenek moyang yang bertugas sebagai pembatik untuk kalangan istana Mangkunegaran.
Keahlian membatik yang dimiliki oleh tumenggung sejak zaman KGPAA Mangkunegara I (Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa) diajarkan kepada penduduk sekitar yang mengabdi kepadanya. Hingga kini masyarakat Girilayu terkenal mampu menghasilkan batik tulis yang berkualitas tinggi.
Di sisi lain, potensi alam pedesaan yang asri merupakan keunikan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk belajar tentang batik, berbelanja batik, atau sekadar menikmati keindahan alam desa Girilayu.
Dengan pencanangan Desa Girilayu sebagai Desa Wisata Batik pada 2020, masyarakat Desa Girilayu sudah seharusnya segera berbenah sebagai pariwisata yang unggul dengan keunikannya.