Esposin. WONOGIRI -- Kondisi air genangan Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri yang mengering akibat musim kemarau dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
Aktivitas pertanian di lahan waduk yang mengering itu dilakukan warga setiap tahun saat kemarau. Pantauan Esposin di beberapa wilayah genangan air WGM yang mengering di Wonogiri dan Wuryantoro, para warga menanam tanaman pangan seperti jagung.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Sebagian bahkan ada yang menanam padi. Banyak juga ditemui tanaman kacang-kacangan. Tanaman itu ditanam di lahan genangan tepi waduk yang sudah mengering. Tepi waduk ketika penghujan penuh dengan air keruh, kini berubah warna menjadi hijau oleh tanaman.
Salah satu petani yang menanam di daerah genangan WGM Wonogiri, Siti Rohmah, mengaku setiap tahun menanam jagung di daerah genangan WGM yang mengering. Aktivitas itu sudah dia lakukan sejak puluhan tahun lalu di Desa Gumiwang Lor, Wuryantoro, Wonogiri.
Selain tanaman pangan, Siti juga menanam cabai rawit. Meski tidak terlalu luas, hanya sekitar 500 meter persegi, dari hasil menanam itu dia bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
“Mulai menanam di sini, untuk tahun ini, kalau tidak salah sejak April lalu. Ya lumayan, bisa menghasilkan dan bisa mengisi [waktu dengan] kesibukan,” kata Siti saat ditemui Esposin di lahan pertaniannya, Minggu (10/9/2023).
Menurut Siti, warga yang memanfaatkan daerah genangan WGM yang mengering di Desa Gumiwang Lor untuk aktivitas pertanian itu tidak hanya dia. Dia memperkirakan ada lebih dari 50 orang yang melakukan hal yang sama di lahan yang dulu bekas permukiman itu.
Siti juga menyebut aktivitas pertanian sejauh ini tidak ada yang melarang. “Dulu sempat dilarang, enggak boleh menanam di sini. Katanya, nanti sampah hasil pertanian itu mengotori waduk kalau sudah pasang. Tetapi setelah itu tetap menanam lagi,” katanya.
Sangat Subur untuk Tanaman Pangan
Warga lain pemanfaat daerah genangan WGM yang mengering untuk aktivitas pertanian, Suyatno, mengatakan tidak pernah absen menanam beberapa tanaman seperti cabai, jagung, dan kacang tanah. Dia menanam tanaman-tanaman itu selama air WGM surut.
“Biasanya, kalau sudah mulai penghujan, kami sudah tidak berani tanam lagi, kira-kira Januari,” ujar dia. Hal serupa juga diungkapkan warga Kelurahan/Kecamatan Wuryantoro, Muhammad Irfan.
Pria 56 tahun itu menanam padi dan melon di lahan yang semula tergenang air WGM kala penghujan. Dia menilai lahan bekas genangan air itu sangat subur. Lahan itu cocok untuk ditanami tanaman pangan atau hortikultura.
“Tanahnya ini subur. Tetapi perlu dicangkul biar hasilnya lebih bagus. Ini untuk kali pertama saya tanam melon. Hasilnya bagus. Hanya butuh perawatan ekstra,” ucap dia.
Irfan menyatakan kegiatan pertanian di daerah genangan WGM Wonogiri yang mengering itu dilakukan setiap tahun dan tidak ada larangan dari Perum Jasa Tirta I selaku pengelola sumber daya air WGM.
Sementara itu, saat hendak dimintai konfirmasi, Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/1 PJT I, Fendri Ferdian, belum memberikan respons atau tanggapan terkait pemanfaatan lahan genangan WGM yang mengering untuk kegiatan pertanian.
Berdasarkan data yang diambil https://hidrologi.bbws-bsolo.net/tma, elevasi WGM per Minggu pukul 15.55 WIB setinggi 129,96 mdpl. Tingkat elevasi itu masih tergolong aman karena elevasi minimum WGM berdasarkan Unit Pengelola Bendungan yakni 127 mdpl.